InfoSAWIT, JAKARTA – Merujuk laporan GAPKI, ekspor bulan September 2022 mengalami penurunan 27% menjadi 3,18 juta ton, dibanding ekspor pada Agustus yang mampu mencapai 4,33 juta ton. Dimana penurunan terbesar terjadi pada ekspor produk olahan CPO yang melorot 28% menjadi 2,14 juta ton, padahal di Agustus mencapai 2,97 juta ton. Sementara untuk ekspor CPO melorot 47% menjadi hanya 427 ribu ton.
Diungkapkan Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, sejalan dengan penurunan ekspor, devisa yang dihasilkan pada September mencapai US$ 3,26 milyar atau turun 31,7% dibandingkan pada Agustus yang mampu mencapai US$ 4,79 milyar.
Lebih lanjut tutur Mukti, selain karena volume, turunnya devisa juga disebabkan oleh harga CPO yang turun dari US$ 1.095/ton CIF Rotterdam pada bulan Agustus, menjadi US$ 1.048/ton CIF Rotterdam.
BACA JUGA: Ekonomi Sawit Masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah Mencegah Keluarga Beresiko Stunting
“Kontribusi devisa dari minyak sawit terhadap total nilai ekspor turun dari 18% pada bulan Agustus menjadi 15% pada bulan September,” tutur Mukti dalam keterangan resminya diterima InfoSAWIT, Senin (21/11/2022).
Sementara, berdasarkan tujuannya, ekspor ke India bulan September turun sebesar 424 ribu ton menjadi 661,8 ribu ton. Meskipun demikian, ekspor ke India bulan September lebih besar dari umumnya ekspor bulanan ke India sebesar sekitar 300 ribu ton. Penurun ekspor besar lainnya terjadi untuk tujuan EU-27 yaitu sebesar 138 ribu ton dari 506,8 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 368,3 ribu ton pada bulan September (-27,3%). (T2)