InfoSAWIT, JAKARTA – Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan salah satu tanaman penting dalam industri perkebunan di berbagai negara tropis. Untuk mencapai produktivitas yang optimal, tanaman kelapa sawit membutuhkan iklim yang sesuai. Beberapa faktor iklim yang berpengaruh adalah iklim tropikal basah, curah hujan yang cukup, suhu yang tepat, dan penyinaran matahari yang mencukupi.
Iklim Tropikal Basah di Daerah Rendah (< 500 m dpl) akan membuat tanaman kelapa sawit tumbuh baik. Ketinggian tempat yang ideal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah di bawah 500 meter di atas permukaan laut (dpl). Daerah-daerah dengan ketinggian lebih tinggi cenderung memiliki suhu yang lebih rendah dan kondisi pertumbuhan yang kurang optimal bagi tanaman kelapa sawit.
Dikutip InfoSAWIT dari Blog praktisi perkebunan kelapa sawit, Arie Malangyudo, curah hujan ideal untuk tanaman kelapa sawit berkisar antara 1750 hingga 3000 mm per tahun. Penting juga untuk curah hujan terdistribusi secara merata sepanjang tahun. Pola curah hujan yang teratur membantu menjaga kelembaban tanah dan memastikan pasokan air yang cukup bagi tanaman.
BACA JUGA: Empat Sub Holding PalmCo Catat kenaikan Produksi, Siap IPO di Akhir Tahun
Lantas, suhu merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Suhu rata-rata minimum yang diinginkan adalah antara 20 hingga 23 derajat Celsius, sedangkan suhu rata-rata maksimum yang diinginkan berkisar antara 28 hingga 32 derajat Celsius. Jika suhu udara turun di bawah 19 derajat Celsius pada malam hari, pembentukan tandan buah dapat terganggu, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil panen. Bibit muda juga akan berhenti tumbuh pada suhu udara di bawah 15 derajat Celsius.
Faktanya, tanaman kelapa sawit membutuhkan paparan sinar matahari yang cukup untuk fotosintesis dan pertumbuhan yang optimal. Rata-rata penyinaran matahari yang diinginkan adalah sekitar 5 jam per hari setiap bulan dalam setahun, dengan jumlah maksimum sebanyak 7 jam per hari di bulan-bulan tertentu. Penyinaran matahari yang cukup akan mempengaruhi produksi bahan fotosintat dalam daun, yang selanjutnya berkontribusi pada pertumbuhan dan hasil panen yang baik. (T2)