InfoSAWIT, JAKARTA – Harga minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Berjangka Malaysia dibuka lebih rendah pada Senin, (4/9/2023), terseret oleh melemahnya harga minyak nabati lainnya yang diperdagangkan d Bursa Dalian Commodity Exchange.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman November 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange tercatat turun RM 40, atau terdapat penurunan sekitar 0,99%, menjadi RM 4,000 ringgit (US$ 859,66) per metrik ton.
Sementara harga kontrak minyak kedelai pada bursa Dalian berkode DBYcv1 nampak turun 0,57%, sedangkan harga ontrak minyak sawit berkode DCPcv1 turun 1,24%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 diperdagangkan flat.
BACA JUGA: Kolaborasi Pemangku Kepentingan Sawit
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, lantaran mereka bersaing mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.
Sebelumnya dilansir Kementerian Perdagangan, harga Referensi produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (tarif BLU BPDP-KS) atau biasa dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE) periode 1–15 September 2023 adalah US$ 805,20/MT. Nilai ini turun sebesar US$ 5,15 atau 1,85 persen dari Harga Referensi CPO periode 16-31 Agustus 2023.
BACA JUGA: MPOB Luncurkan Teknologi DNA Untuk Pohon Sawit Dengan Karakteristik yang Diinginkan
Lantas merujuk surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk Agustus turun 3% menjadi sebanyak 1.201.488 ton dari sebelumnya yang mencapai 1.238.438 pada Juli. Sementara laporan AmSpec Agri, ekspor sawit Malaysia turun 0,4% menjadi 1.171.998 ton, dari bulan Juli yang mencapai 1.176.912 ton. (T2)