InfoSAWIT, JAKARAT – PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) telah sukses melalui tiga bulan pertama tahun 2024 dengan prestasi gemilang dalam peningkatan pendapatan dan laba. Dalam periode tersebut, SSMS berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar Rp 2,51 triliun dari kontrak dengan pelanggan, menunjukkan peningkatan sebesar 29,65 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 1,94 triliun.
Pada analisis segmentasi, penjualan Kelompok Usaha kepada pelanggan yang melebihi 10% dari total penjualan SSMS didominasi oleh Borneo Agri-Resources International Pte. Ltd, yang menyumbang Rp 1,28 triliun atau mencapai 53 persen dari total pendapatan SSMS.
Merujuk laporan keuangan SSMS yang dipublikasikan di laman BEI, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp276,90 miliar, naik 14,42 persen per 31 Maret 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp242,00 miliar.
Peningkatan laba SSMS ini dapat diatribusikan pada pengelolaan keuangan yang efisien, dengan beban pokok penjualan yang terkontrol hanya sebesar Rp174 triliun dan laba bruto yang mencapai Rp771,37 miliar.
Laba usaha SSMS juga mengalami kenaikan menjadi Rp540,72 miliar dalam tiga bulan pertama tahun 2024, meningkat dari Rp494,68 miliar sebelumnya. Dengan pencapaian positif ini, laba per saham dasar emiten sawit ini juga meningkat menjadi Rp29,07 per lembar dari sebelumnya Rp25,41 per lembar.
Dilansir InfoSAWIT dari Emiten News, dari sisi neraca, tercatat bahwa jumlah aset SSMS per 31 Maret 2024 naik menjadi Rp12,15 triliun dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,81 triliun. Pertumbuhan ekuitas SSMS juga terlihat signifikan, naik menjadi Rp2,28 triliun dari Rp1,98 triliun, sementara liabilitas tetap terkontrol pada angka Rp 9,86 triliun.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik Tipis Pada Senin (6/5), Di Bursa Malaysia pun Naik
Salah satu pencapaian paling mencolok dari catatan keuangan SSMS adalah lonjakan kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi, mencapai Rp438,35 miliar pada 31 Maret 2024, dibandingkan dengan angka minus Rp205,65 miliar pada tahun sebelumnya. (T2)