InfoSAWIT, MEDAN – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menekankan pentingnya prinsip kesetaraan dan nondiskriminasi gender pada industri sawit nasional dengan memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk memajukan sektor tersebut. Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Kabul Wijayanto, berharap lebih banyak perempuan dapat menjadi pengambil keputusan di perusahaan-perusahaan sawit.
“Kami berharap lebih banyak perempuan yang menjadi pengambil keputusan di perusahaan-perusahaan sawit,” ujar Kabul Wijayanto dalam seminar bertajuk “Perlindungan Pekerja Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit dalam Rangka Pengarusutamaan Gender” di Medan, Sumatera Utara, Kamis (4/7/2024) lalu.
Kabul, yang juga Plt Direktur Kemitraan BPDPKS, menegaskan bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai peluang yang sama untuk berkontribusi pada industri sawit. Melindungi hak-hak pekerja, lanjutnya, juga berarti memberikan proteksi kepada hak pekerja perempuan dan lingkungan yang aman bagi mereka.
BACA JUGA: Pantau Hilirisasi Industri Sawit, Komisi VII DPR RI Kunjungi Kawasan Industri Sawit di Kobar
Kabul menyampaikan bahwa kepentingan pekerja perempuan pada industri sawit perlu terus diperhatikan, terutama dalam hal jam kerja, hak maternal seperti cuti haid dan melahirkan, serta kesehatan dan keselamatan kerja. “Sehingga perempuan mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam membangun kemampuan dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada di daerahnya menuju kemandirian finansial,” kata Kabul dilansir InfoSAWIT dari Antara, ditulis Sabtu (5/7/2024).
BPDPKS selalu bekerja dengan prinsip antidiskriminasi dan menjamin kesetaraan gender. Badan Layanan Umum (BLU) yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan ini memberikan perlakuan yang adil dan jujur kepada setiap pegawainya agar mampu mengembangkan potensi, kemampuan, pengalaman, dan keterampilan secara maksimal.
Sementara itu, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sumut, Syaiful, menekankan bahwa kesetaraan gender pada industri sawit idealnya bukanlah sekadar persamaan jumlah semata. “Ini lebih dari sekadar kesamaan numerik. Hal ini tentang menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan potensi penuh dari setiap individu, tanpa ada yang terpinggirkan,” kata Syaiful.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Turun pada Jumat (5/7), Justru Harga CPO Mingguan Naik 3 Persen
Ia juga menyebut bahwa setiap pekerja pada industri sawit seharusnya dipilih berdasarkan kemampuan, kompetensi, dan bakat yang dimilikinya. “Pengarusutamaan gender bukan sekadar kewajiban moral, tetapi juga langkah penting pembangunan. Pandanglah kontribusi, bukan gender,” ujar Syaiful. (T2)