BRIN Olah Limbah Sawit dan Padi Menjadi Biosilika Dengan Beragam Kegunaan

oleh -1345 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. Istimewa/Ilustrasi produk biosilika.

InfoSAWIT, CIBINONG – Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi komoditas strategis nasional seperti padi dan kelapa sawit. Namun, peningkatan produksi ini diikuti dengan melimpahnya limbah agroindustri. Setiap tahun, Indonesia diperkirakan menghasilkan lebih dari 10 juta ton sekam padi dari penggilingan padi dan 2 juta ton abu boiler dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Limbah tersebut kini dapat diolah menjadi produk biosilika yang bernilai ekonomi.

Peneliti dari Pusat Riset Agroindustri (PRA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hoerudin, menjelaskan bahwa sekam padi dan abu boiler kelapa sawit mengandung silika (SiO2) yang tinggi, masing-masing sebesar 15-20% dan 50-60%. Silika yang dihasilkan oleh organisme hidup, seperti tanaman, dikenal sebagai biosilika.


“Dari 5 ton panen padi per hektare dan 20 ton panen tandan buah sawit per hektare, sekitar 230 kg dan 154 kg silika ikut terangkut bersama hasil panen. Silika ini setara dengan dosis pupuk makro yang diberikan,” ungkap Hoerudin dalam webinar “Silika Biogenik dari Limbah Industri: From Ash to Cash” pada Jumat (19/7/2024) lalu.

BACA JUGA: Peremajaan Kelapa Sawit di Pasaman Barat Seluas 750 ha, Genjot Produksi Kebun Rakyat

PRA telah mengembangkan beberapa produk riset biosilika, seperti biosilika cair dan bubuk yang berbahan dasar sekam padi dan abu boiler kelapa sawit dalam bentuk nanopartikel. Biosilika cair lebih efektif sebagai pupuk cair karena lebih mudah diserap tanaman. Saat ini, produk biosilika cair telah diuji coba di 22 provinsi di Indonesia untuk tanaman padi, bawang merah, dan tebu.

Hoerudin menuturkan bahwa biosilika memiliki potensi aplikasi yang beragam, termasuk sebagai pupuk, pestisida, tekstil fungsional, pengganti krom pada proses penyamakan kulit, dan bahkan sebagai alternatif material graft pengganti tulang di bidang kedokteran gigi.

Pengembangan produksi biosilika dari limbah agroindustri menjadi produk yang lebih ramah lingkungan dibandingkan silika dari bahan tambang seperti pasir kuarsa yang tidak terbarukan dan memerlukan banyak energi dalam produksinya. Langkah ini juga dapat membantu Indonesia mengurangi impor silika komersial yang terus meningkat.

BACA JUGA: Ide Manfaatkan Cangkang Sawit Jadi Briket, Mahasiswa Umsida Peroleh Juara 2 LKTI

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari, mengungkapkan bahwa kelapa sawit dan padi adalah tanaman yang menyerap dan mengandung silika dalam jumlah besar. Oleh karena itu, peningkatan produksinya juga meningkatkan limbah agroindustri yang perlu diolah menjadi produk bernilai ekonomi untuk mengurangi potensi masalah lingkungan dan sosial akibat penumpukan limbah.

“BRIN melalui PRA terus mengembangkan riset produksi biosilika dari berbagai jenis limbah agroindustri dan telah menjalin kerja sama dengan beberapa industri untuk pengembangan produk agrokimia dan sol karet ramah lingkungan berbahan biosilika. Kerja sama ini mencakup tahapan riset hingga komersialisasi produk,” tandas Puji. (T2)


Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com