Ekspor Lidi Sawit dan Lidi Nipah Indonesia Alami Penurunan

oleh -5894 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. istimewa/Lidi Sawit.

InfoSAWIT, JAKARTA – Selama pandemi, pasar furnitur dunia mengalami pertumbuhan positif seiring dengan meningkatnya aktivitas renovasi rumah. Hal ini berdampak pada peningkatan ekspor berbagai produk turunan furnitur, termasuk lidi nipah dan lidi sawit. Sebagai salah satu produsen utama, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor kedua produk ini ke pasar internasional.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh tim Economist Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), nilai ekspor lidi nipah dan lidi sawit Indonesia pada tahun 2023 meningkat 11,44% year-on-year (yoy), mencapai US$ 29,32 juta dari US$ 26,31 juta pada tahun 2022. Volume ekspor juga meningkat 15,97% yoy, mencapai 70,08 ribu ton dari 60,43 ribu ton pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini didukung oleh peningkatan permintaan dari India dan Pakistan, dengan masing-masing naik US$ 1,16 juta dan US$ 1,84 juta.


Lidi nipah dan lidi sawit, yang berasal dari tulang daun kelapa sawit, digunakan untuk berbagai produk seperti sapu, kerajinan tangan, dan dekorasi rumah. Produk sapu dari ranting atau bahan nabati menjadi komoditas ekspor utama dengan porsi 98,24% atau setara US$ 28,80 juta dari total ekspor.

BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Withdraw Pada Rabu (7/8), di Bursa Malaysia Masih Juga Turun

Dalam keterangan resmi diperoleh InfoSAWIT, selama lima tahun terakhir, neraca perdagangan lidi nipah dan lidi sawit Indonesia selalu mencatatkan surplus. Pada tahun 2023, surplus mencapai US$ 29,14 juta, lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 sebesar US$ 26,27 juta. Berdasarkan data dari International Trade Centre (ITC), Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara eksportir utama lidi nipah dan lidi sawit di dunia, dengan porsi 12,42% terhadap total ekspor dunia, setelah Tiongkok.

Namun, pada periode Januari-Juni 2024, nilai ekspor lidi nipah dan lidi sawit Indonesia mengalami penurunan 27,59% yoy, mencapai US$ 10,18 juta. Volume ekspor juga turun 18,91% yoy menjadi 26,6 ribu ton. Penurunan ini terutama terjadi pada ekspor ke India, Jepang, dan Tiongkok. Meskipun demikian, beberapa negara seperti Pakistan, Filipina, dan Vietnam menunjukkan peningkatan permintaan.

Senior Economist LPEI, Donda Sarah Hutabarat, menyatakan bahwa penurunan ini disebabkan oleh melemahnya sektor properti global akibat era suku bunga tinggi, yang mengurangi permintaan produk furnitur dan dekorasi rumah. Namun, masih terdapat peluang ekspor ke negara-negara seperti Pakistan, Filipina, Vietnam, Korea Selatan, dan Iran. Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini dengan memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kualitas produk di pasar non-tradisional.

BACA JUGA: 60 Petani Sawit Swadaya Asal Bengkayang Ikut Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit dan ISPO

Salah satu eksportir lidi nipah dan lidi sawit, Rianto Aritonang, pemilik CV Kahaka Internasional, telah berhasil melakukan ekspor hingga ke tujuh negara berkat program Coaching Program New Exporters (CPNE) dari LPEI. Sejak 2020, CV Kahaka Internasional telah mengekspor 8.500 metrik ton lidi sawit dengan nilai ekspor US$ 3,5 juta. Rianto memanfaatkan Kredit Modal Kerja Ekspor Penugasan Khusus Ekspor (PKE) UKM LPEI untuk memenuhi permintaan ekspor.

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com