InfoSAWIT, JAKARTA – Perkembangan sektor kelapa sawit terus memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian di daerah terpencil Indonesia. Pemimpin Redaksi InfoSAWIT, Ignatius Ery Kurniawan, menyampaikan bahwa keberadaan perkebunan sawit telah berhasil mendorong wilayah-wilayah pedesaan untuk menjadi desa yang lebih maju, bahkan berpotensi tumbuh menjadi kota atau provinsi di masa depan, meski proses ini memerlukan waktu puluhan tahun.
“Keberpihakan sektor sawit saat ini tidak hanya sekadar membuka lahan perkebunan, tetapi juga menciptakan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat,” ujar Ery, pada acara FGD SAWIT BERKELANJUTAN VOL 16, bertajuk “Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Menumbuhkan Ekonomi Masyarakat Perdesaan”, yang diadakan media InfoSAWIT yang didukung BPDPKS, Jumat (1/11/2024) di Jakarta.
Lanjut dia dari 38 provinsi di Indonesia, mayoritas didukung oleh kontribusi ekonomi dari sektor kelapa sawit, yang menegaskan peran strategis industri ini dalam mendorong kemajuan daerah.
Ery juga menyinggung pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam membantu petani kelapa sawit, terutama dalam membentuk kelembagaan seperti koperasi. Kelembagaan tersebut dinilai krusial untuk meningkatkan kesejahteraan petani, yang hingga kini sebagian besar masih beroperasi secara individu tanpa dukungan kelembagaan yang memadai. “Koperasi dapat menjadi wadah bagi petani untuk memperkuat posisi tawar mereka dan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap pasar,” tambahnya.
Selain pembentukan koperasi, Ery menekankan perlunya pendanaan yang memadai untuk peremajaan kebun sawit rakyat. Dukungan dana, terutama melalui subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), diperlukan guna meningkatkan produktivitas kebun dan memastikan praktik budidaya yang berkelanjutan. Ia mengungkapkan bahwa praktik sawit rakyat saat ini masih jauh dari standar keberlanjutan, sehingga bimbingan teknis dan bantuan finansial sangat dibutuhkan untuk mendorong hasil panen yang lebih optimal.
Lebih lanjut, Ery juga menekankan pentingnya infrastruktur yang memadai, seperti jalan dan jembatan, untuk mendukung aktivitas budidaya dan meningkatkan akses para petani di daerah terpencil. “Infrastruktur yang baik akan memudahkan petani mengangkut hasil panen mereka dan menjangkau pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Dalam hal kemitraan, Ery menggarisbawahi perlunya kerja sama yang seimbang antara petani dan perusahaan perkebunan sawit. Menurutnya, kemitraan yang didasari transparansi dan saling menguntungkan sangat penting untuk mengatasi kendala yang ada di lapangan dan memastikan keberlanjutan usaha kelapa sawit. “Kemitraan yang baik akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak dan memperkuat posisi petani,” tegasnya.