InfoSAWIT, JAKARTA – Penerapan prinsip sawit berkelanjutan tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab perusahaan besar, tetapi juga melibatkan petani kelapa sawit swadaya. Meski menghadapi berbagai kendala, petani telah menunjukkan kemampuan untuk mendukung ekonomi pedesaan sekaligus menjaga lingkungan. Salah satu pendukung utama langkah ini adalah Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), organisasi yang berkomitmen terhadap praktik sawit berkelanjutan.
Sejak berdiri pada 2006, SPKS telah menjadi pelopor di antara petani sawit swadaya dalam menerapkan kebijakan No Deforestation, Peat, and Exploitation (NDPE). Dengan anggota lebih dari 58.000 petani yang tersebar di 13 kabupaten di Sumatera dan Kalimantan, SPKS memberikan dukungan melalui peningkatan kapasitas, akses kelembagaan, serta dukungan keuangan dan kebijakan.
Namun, tantangan besar tetap ada. Petani sawit swadaya seringkali kekurangan sumber daya untuk memenuhi standar keberlanjutan yang ketat. Masalah akses ke teknologi, pembiayaan, dan pasar global menjadi hambatan yang perlu diatasi. Dalam hal ini, peran pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung petani kecil.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Masih Lesu Pada Rabu (11/12), Demikian Pula Harga CPO di Bursa Malaysia
Petani kelapa sawit swadaya bukan hanya pelengkap dalam rantai pasok, tetapi juga pilar penting dalam upaya menjaga keberlanjutan industri sawit nasional. Dengan dukungan kelembagaan seperti SPKS, petani memiliki peluang untuk bertransformasi menjadi pelaku usaha yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan.
Penerapan prinsip sawit berkelanjutan oleh petani adalah langkah strategis untuk membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar jargon, melainkan kenyataan yang mendukung kesejahteraan ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Ini adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kolaborasi semua pihak, namun hasilnya akan menentukan masa depan industri kelapa sawit Indonesia.
Nah, guna mengetahui lebih lanjut mengenai peran dan dampak yang telah dilakukan petani kelapa sawit swadaya terhadap ekonomi dan lingkungan, pembaca bisa melihatnya pada Rubrik Fokus Majalah InfoSAWIT edisi Desember 2024 kali ini.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumsel Periode I-Desember 2024 Naik Tipis
Di sisi lain, isu-isu global seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) semakin menekan pelaku industri sawit, termasuk petani kecil. Penundaan penerapan kebijakan ini selama satu tahun memang memberikan sedikit kelonggaran, tetapi waktu ini harus dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri secara maksimal.
Lantas bagaimana para pelaku sawit menyikapi penundaan kebijakan ini? Pembaca bisa melihatnya pada Rubrik Teropong. Selain dua isu tersebut kami juga mengangkat beberapa isu sawit yang menarik lainnya, sebab itu tidak berpanjang kata kami persilahkan pembaca melihat lembar demi lembar sajian kami kali ini. Selamat membaca. (T2)