InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Kontrak berjangka minyak kelapa sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives diperkirakan bergerak dengan bias bullish pada pekan depan. Palm oil dealer David Ng menyebutkan, prospek tersebut didukung oleh penguatan pasar minyak kedelai baru-baru ini serta fundamental positif sektor kelapa sawit.
“Kami memperkirakan harga akan bergerak di kisaran RM4,300 hingga RM4,500 per ton pekan depan,” ungkap David Ng dikutip InfoSAWIT dari Bernama, Senin (13/1/2025).
Namun, berbeda pandangan, Jim Teh, senior trader dari Interband Group of Companies, memperkirakan adanya koreksi ringan pada harga CPO. Ia memproyeksikan harga akan bergerak di kisaran RM4,100 hingga RM4,300 per ton.
BACA JUGA: Serapan Karbon Sawit Dianggap Tak Sebanding GRK yang Dihasilkan dari Perluasan Perkebunan Sawit
“Seperti biasa, kami akan memantau posisi stok bulan Desember yang akan dirilis oleh Malaysian Palm Oil Board (MPOB). Dalam hal permintaan fisik, pembeli utama meliputi China menjelang Tahun Baru Imlek, diikuti oleh India, Pakistan, Amerika Serikat, serta negara-negara di Eropa dan Timur Tengah,” jelasnya.
Pada basis mingguan, kontrak spot Januari 2025 turun RM13 menjadi RM4,710 per ton. Namun, beberapa kontrak lainnya mencatatkan kenaikan:
- Kontrak Februari 2025 naik RM50 menjadi RM4,561 per ton.
- Kontrak Maret 2025 bertambah RM23 menjadi RM4,391 per ton.
- Kontrak April 2025 meningkat RM38 menjadi RM4,285 per ton.
- Kontrak Mei 2025 naik RM48 menjadi RM4,209 per ton.
- Kontrak Juni 2025 melonjak RM55 menjadi RM4,167 per ton.
Volume perdagangan mingguan melonjak menjadi 444,410 lot dari 280,197 lot pada minggu sebelumnya. Sementara itu, minat terbuka turun menjadi 229,080 kontrak pada hari Jumat dari 233,618 kontrak di minggu sebelumnya.
BACA JUGA: Tren Ekspor POME Lampui Volume Ekspor CPO, Aturan Ketat Diberlakukan
Harga fisik CPO untuk Januari wilayah Selatan mengalami penurunan sebesar RM40 menjadi RM4,760 per ton.
Permintaan CPO global tetap kuat, terutama dari negara-negara konsumen utama seperti China dan India. Dengan faktor pendukung dari penguatan harga minyak kedelai dan permintaan musiman menjelang perayaan besar, tren bullish diperkirakan akan mendominasi pekan depan, meskipun potensi koreksi tetap ada.
Trader dan pelaku pasar akan terus memantau rilis data stok serta perkembangan pasar minyak nabati lainnya sebagai indikator pergerakan harga. (T2)