InfoSAWIT, JAKARTA – Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan pada Maret 2025 sebesar US$ 4,33 miliar, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 3,10 miliar. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa capaian ini memperpanjang tren surplus perdagangan Indonesia menjadi 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Surplus ini ditopang oleh surplus perdagangan nonmigas sebesar US$ 6,00 miliar, meskipun masih terdapat defisit migas sebesar US$ 1,67 miliar,” ujar Mendag Budi Santoso yang akrab disapa Mendag Busan, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Senin (28/4/2025).
Secara kumulatif, neraca dagang Indonesia sepanjang Januari hingga Maret 2025 mencatatkan surplus sebesar US$ 10,92 miliar.
BACA JUGA: Planter Sawit Sukses: Kunci Utamanya Kompetensi dan Integritas
Ekspor Nonmigas Meningkat
Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2025 tercatat mencapai US$ 23,25 miliar, meningkat 5,95 persen dibanding Februari 2025 dan naik 3,16 persen dibanding Maret 2024. Peningkatan ekspor ini dipicu oleh lonjakan ekspor migas sebesar 28,81 persen dan nonmigas sebesar 4,71 persen secara bulanan.
Sektor industri tetap menjadi penyumbang terbesar ekspor nonmigas dengan kontribusi 83,30 persen, diikuti sektor pertambangan dan lainnya sebesar 14,07 persen, serta sektor pertanian 2,63 persen.
Ekspor sektor pertambangan mengalami kenaikan tertinggi sebesar 16,96 persen. Peningkatan signifikan terjadi pada komoditas bijih logam, terak, dan abu (HS 26) yang melonjak 4.154,80 persen secara bulanan. Hal ini didorong oleh diberlakukannya Permendag Nomor 9 Tahun 2025 yang merelaksasi ekspor konsentrat tembaga.
BACA JUGA: Langkah Baru di Jambi: GAPKI Deklarasikan Aksi Perlindungan Pekerja Perempuan Sawit
Selain itu, beberapa produk unggulan lainnya yang mengalami kenaikan ekspor yaitu, Aluminium dan turunannya (HS 76): naik 105,08 persen; Timah dan turunannya (HS 80): naik 63,84 persen; Nikel dan turunannya (HS 75): naik 40,20 persen dan Besi dan baja (HS 72): naik 19,64 persen.
Tiongkok, Amerika Serikat, dan India menjadi tiga negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025 dengan nilai total US$ 9,24 miliar atau 42,37 persen dari total ekspor nonmigas.
Negara-negara tujuan ekspor dengan pertumbuhan terbesar meliputi Uni Emirat Arab (68,18 persen), Turki (60,21 persen), Brasil (53,24 persen), Rusia (43,24 persen), dan Prancis (43,01 persen).
BACA JUGA: Tarif Resiprokal Trump Ancam Ekspor Sawit, Petani Swadaya Bisa Terdampak Berat
Sementara itu, kawasan Karibia mencatatkan peningkatan ekspor tertinggi sebesar 88,55 persen, disusul Eropa Timur (54,05 persen), Asia Barat (23,20 persen), Amerika Selatan (22,38 persen), dan Eropa Selatan lainnya (18,08 persen).
Secara kumulatif, ekspor nonmigas Indonesia pada kuartal pertama 2025 mencapai US$ 62,98 miliar, naik 7,84 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sebaliknya, ekspor migas tercatat turun 6,72 persen menjadi US$ 3,64 miliar. (T2)