InfoSAWIT, JAKARTA – Dengan membawa kepentingan produsen minyak sawit, Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) bakal menjalankan sejumlah kegiatan yang dibutuhkan para anggotanya, yang sementara adalah Indonesia dan Malaysia. Namun Direktur Eksekutif CPOPC, Rizal Affandi meyakini CPOPC bakal menjadi garda terdepan dalam mengahadapi kendala pasar minyak nabati global.
Diakui atau tidak minyak sawit menjadi salah satu minyak nabati dengan produktivitas tertinggi bila dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Misalnya saja kedelai yang hanya mencapai 0,3 ton per ha/tahun demikian pula produktivitas minyak bunga matahari yang mencapai 0,4 ton per ha/tahun dan kanola sekitar 0,7 ton per ha/tahun. “Coba bandingkan dengan minyak sawit yang memiliki produktivitas mencapai 3 ton per ha/tahun,” tutur Direktur Eksekutif Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Rizal Affandi Lukman membuka pembicaraan dengan InfoSAWIT, di kantornya, belum lama ini.
Kata Rizal, yang pada Juni 2022 lalu telah resmi ditunjuk sebagai Direktur Eksekutif CPOPC, menggantikan Tan Sri Datuk Dr. Yusof Basiron, keunggulan minyak sawit tidak hanya sebatas produktivitasnya yang tinggi tetapi juga harganya lebih kompetitif, dan bisa dimanfaatkan untuk beragam bahan baku baik untuk makanan maupun energi. “Sejatinya minyak sawit telah menjadi solusi bagi tantangan pasokan yang sempat memperoleh gangguan akibat konflik Rusia – Ukraina,” katanya.
BACA JUGA: Malaysia Bakal Bertemu Indonesia, Bahas Rencana Patokan Harga CPO
Tatkala terjadi gangguan pasokan minyak nabati utamanya minyak bunga matahari yang sekitar 79% pasokannya berasal dari Rusia dan Ukraina, dan berdampak bagi 30% sampai 40% pasokan dunia, kebutuhan pasokan itu akhirnya mampu ditutupi oleh minyak sawit. “Makanya wajar bilamana ekspor minyak sawit ke Uni Eropa sempat melonjak,” kata Rizal.
Namun Rizal mengingatkan, pasar Uni Eropa jangan hanya menerima minyak sawit takala butuhnya saja, sementara waktu kondisi normal dihalangi dengan beragam kendala dagang. Sebab itu Kata Rizal, CPOPC kedepan mesti hadir supaya keberadaan minyak sawit ini diperlukan dengan adil di pasar Uni Eropa. (T2)
Lebih lengkap baca Majalah InfoSAWIT Edisi November 2022