InfoSAWIT, JAKARTA – Upaya penerapan efisiensi di perkebunan kelapa sawit terus dilakukan, salah satu efisiensi yang bisa diterapkan ialah dalam penggunaan nozzle vlv 50. lantas bagaimana upaya efisiensi dari segi penyemprotan tersebut?
Dalam berkebun kelapa sawit proses perawatan kebun perlu dilakukan secara rutin, salah satunya dalam upaya mengendalikan gulma dan hama penyakit. Cara pengendalian gulma dan hama di perkebunan kelapa sawit bisa dilakukan dengan cara pengendalian kimia. Bila cara ini dipilih maka dibutuhkan alat semprot.
Alat Semprot
Dalam konteks ini yang dimaksud adalah alat semprot gendong yang menggunakan tenaga manusia untuk mendorong air keluar, jadi bukan pakai tenaga mesin, atau penggunaan tenaga lainnya.
BACA JUGA: Janjang Kosong Sebagai Pengganti Pupuk Anorganik Pada Masa TBM Sawit
Namun demikian sebelum melakukan penyemprotan ada baiknya melihat hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam pemilihan alat semprot, seperti ringan digendong tetapi tahan banting, kedua, tidak ada kebocoran sebab bila terjadi kebocoran akan mempengaruhi kesehatan penyemprot.
Sebagai ilustrasi dalam penggunaan dosis dalam penyemprotan dalam satu tangki dibutuhkan 240 ml glyfosat dan 20 gr metil per 15 liter air atau per tangki. Jika harga glyfosat Rp 52.000 per liter dan harga metil Rp 350.000 per kg (keduanya material branded) maka dalam satu tangki setara dengan Rp 19.480/tangki
Jika dari setiap 15 liter larutan per tangki terjadi pemborosan 1 liter setara dengan Rp. 1.298 bisa dibayangkan untuk areal seluas 60.000 ha berarti pemborosan bisa mencapai Rp 203.360.256 per tahun. Itu jika penyemprotan dengan menggunakan material branded. Padahal dengan cara yang lebih hemat bisa dilakukan.
Memiliki Pengatur Tekanan
Sering disebut kalibrator atau regulator. Berfungsi agar tekanan air selalu konstan, dimana jika tekanan kurang air tidak keluar tetapi jika tekanan penuh tidak menyebabkan air lebih banyak keluar.
BACA JUGA: Berikut Cara Menggenjot Produktivitas Sawit Melalui Efisiensi
Jika tanpa pengatur tekanan, di pagi hari ketika tenaga masih kuat dan cuaca belum panas menyengat volume semprot akan lebih besar dibanding siang hari ketika tenaga mulai loyo. Hasil semprotan akan kurang baik bisa jadi belang-belang.
Spare Part Mudah Didapat
Pemakaian secara rutin akan menyebabkan bagian tertentu aus atau rusak, maka mesti tersedia spare part supaya bisa segera diperbaiki. Hindari menggunakan spare part yang tidak kompatibel. Dalam konteks ini tidak berlaku ilmu spekulasi orang lapangan “tidak ada rotan akar pun jadi”. Lantas, mudah diperbaiki, tak pakai ribet maksudnya bisa diperbaiki secara mandiri (internal) tanpa harus mendatangkan tenaga maintenance.
Penulis: Marlon Sitanggang/ Agronomy Division Head USTP Group