InfoSAWIT, JAKARTA – Harga kontrak berjangka minyak sawit di Bursa Malaysia tercatat turun untuk sesi kedua berturut-turut pada Senin, mengikuti melemahnya harga minyak nabati lainnya dan adanya penguatan mata uang ringgit. Para pelaku pasar pun menunggu situasi selanjutnya.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Februari 2024 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 32 per ton atau turun sekitar 0,83 % menjadi RM 3,842 (US$ 824,46) pada istirahat tengah hari.
Harga kontrak tersebut telah membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut semenjak minggu lalu, dengan penurunan mencapai 0,49%.
BACA JUGA: Genjot Produktivitas Kelapa Sawit Rakyat, Kementan Siapkan Ketersediaan Benih Sawit Unggul
Diungkapkan pedagang berbasis di Kuala Lumpur, harga kontrak minyak sawit mentah hari ini mengikuti melemahnya harga minyak kedelai yang diperdagangkan di Chicago Board of Trade. “Kendati didukung data ekspor kami yang bagus, sambil menunggu petunjuk baru di bulan Desember,” katanya dilansir.
Harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 tercatat turun 0,51%, sedangkan harga kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 turun 0,36%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOc2 naik 0,21%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya lantaran mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar global.
BACA JUGA: Bupati Bangka Tengah Panen Sawit dan Salurkan Bantuan ke Kelompok Tani
Merujuk laporan perusahaan surveyor Intertek Testing Services dan AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak sawit Malaysia pada November 2023 diperkirakan meningkat antara 2% dan 11% dibandingkan bulan sebelumnya. (T2)