Dok. Istimewa/ Supernova Ecosystem Targetkan Konservasi 700 ribu Ha dan Lapangan Kerja bagi 13.000 Masyarakat Adat Lewat Pendanaan Hijau.
InfoSAWIT, JAKARTA – Instrumen pendanaan hijau (green instrument investment) bagi UMKM berkelanjutan yang dikembangkan oleh Supernova Ecosystem pada tahun 2030 akan mendukung 120 bisnis berkelanjutan yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan konservasi hutan. Program investasi berbasis restorasi dan konservasi lingkungan ini diprediksi dapat menyerap menyerap 7 juta ton CO2, menyelamatkan 700 ribu hektar area hutan, dan menciptakan 13.000 lapangan kerja bagi masyarakat adat. Hal ini diungkapkan pada acara diskusi media bertajuk “Inovasi Instrumen Pendanaan Hijau untuk UMKM Berkelanjutan” belum lama ini di Jakarta.
“Sebagai katalis pendanaan bisnis berkelanjutan, Supernova Ecosystem berperan untuk mempertemukan (matchmaking) pemilik usaha, pemodal, dan pemerintah. Terdapat dua program unggulan untuk mewujudkan ini, yaitu Konstelasi Accelerator dan Equatora Capital. Harapannya, ini dapat mengatasi kesenjangan risiko bisnis ramah lingkungan dan sosial yang terjadi di sepanjang rantai pasok.” Jelas Equator Capital Partner Supernova Ecosystem, Inez Stefanie dalam keterangannya diterima InfoSAWIT, ditulis Senin (8/4/2024).
Lebih lanjut, Inez mengatakan target jangka pendek Supernova Ecosystem di tahun 2025 yaitu melestarikan lahan seluas 35.000 hektar yang berdampak pada 3.500 petani hutan, petani ikan, dan petani perkebunan pada tiga komoditas yaitu tengkawang, nilam, dan ikan gabus. Tujuh komoditas utama yang juga akan dikembangkan dalam pipeline mereka diantaranya coklat, kelapa, dan jambu mete yang sebagian besar berlokasi di bagian Timur Indonesia.
BACA JUGA: Kemendag Petakan Isu Lingkungan di Sektor Perdagangan Internasional
Dalam mencapai target tersebut, Inez menekankan selayaknya sebuah kerja ekosistem, kolaborasi multipihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis keberlanjutan. Inilah yang terus dilakukan Supernova Ecosystem bersama dengan para mitranya, seperti Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) serta para lembaga multipihak lainnya.
“Kami menginisiasi konsep dan kerangka kerja Value Chain Collaboration Canvas (VC3) untuk mendorong dan memfasilitasi kolaborasi berkelanjutan antar pelaku ekosistem dengan fokus pada sektor agroforestri dan komoditas. Sebagai lembaga bagian dari KEM, kelompok kerja Konstelasi Akselerator Supernova Ecosystem memimpin dan membantu pendampingan UMKM Hijau. Sedangkan kelompok kerja Equatora Capital memimpin di kelompok kerja penggalangan dana,” imbuhnya.
Inez menjelaskan target kerja yang ingin diraih Supernova Ecosystem adalah sebagai upaya untuk mendorong perkembangan UMKM Hijau untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata sekaligus dapat menjawab permasalahan lingkungan.
BACA JUGA: PKS Tanpa Kebun dan PKS Brondolan Berpotensi Munculkan Masalah
Sementara, dalam sesi diskusi, Dr. Mubariq Ahmad, Ahli Ekonom dan Lingkungan mengatakan bahwa terdapat tantangan dalam mengembangkan UMKM Hijau atau bisnis berkelanjutan, baik yang dialami oleh pemilik usaha maupun oleh pemilik modal.