InfoSAWIT, JAKARTA – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDTT) Yandri Susanto bersama jajaran kementerian, menerima audiensi pengurus Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Desa Sawit Indonesia (DPP ADeSI) di Gedung Sasana Manggala Praja, Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Dalam pertemuan ini, ADeSI memperkenalkan visi mereka untuk memperkuat pembangunan desa berbasis potensi kelapa sawit serta mengurai persoalan yang dihadapi desa-desa di wilayah perkebunan sawit.
Ketua Umum DPP ADeSI, Zeky Hamzah, menyampaikan bahwa asosiasi ini dibentuk untuk membantu desa-desa yang memiliki perkebunan sawit dalam menghadapi tantangan seperti konflik lahan, kemitraan yang sulit antara Desa/Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan perusahaan sawit, serta isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan lainnya. “Kami berharap ADeSI bisa menjadi wadah untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi desa sawit,” ujar Zeky dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Selasa (5/11/2024).
Zeky menjelaskan bahwa ADeSI telah menaungi 400 desa sawit dari total 16.800 desa sawit di Indonesia, dengan struktur organisasi yang meliputi enam Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) tingkat provinsi dan 16 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat kabupaten. Asosiasi ini bertujuan untuk menyatukan desa-desa sawit dengan potensi dan tantangan yang serupa.
BACA JUGA: Kemenhut dan BPKP Perketat Langkah Hukum Terhadap Kebun Sawit Ilegal di Kawasan Hutan
Direktur Pengembangan Produk Unggulan Desa dan PDT, M. Fachri, menekankan pentingnya peran ADeSI dalam memperkuat desa-desa sawit. Menurutnya, ADeSI merupakan satu-satunya asosiasi desa yang berbasis potensi sawit di Indonesia dan memiliki misi untuk memberdayakan pekebun sawit sekaligus memperkuat posisi desa dalam tata kelola industri sawit nasional. “Desa-desa ini berhimpun karena memiliki potensi dan masalah yang sama, sehingga diperlukan wadah untuk berbagi solusi dan replikasi kesuksesan antar desa,” jelas Fachri.
Dalam pertemuan ini, Zeky Hamzah juga mengundang Menteri Desa Yandri Susanto untuk menjadi Ketua Dewan Penasehat ADeSI dan mengunjungi Desa Tepian Langsat di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Desa ini menjadi contoh keberhasilan dalam membangun kemitraan sawit yang melibatkan perusahaan, desa, Bumdesa, koperasi, dan masyarakat. Menurut Zeky, desa tersebut berhasil menjadi subjek utama dalam pembangunan, dengan tetap menjaga tata ruang berbasis hutan, lahan pertanian, dan konservasi lingkungan.
Menanggapi undangan tersebut, Menteri Yandri memberikan respon positif dan menyatakan kesediaannya untuk menjadi Ketua Dewan Penasehat ADeSI. Ia juga berencana untuk mengunjungi Desa Tepian Langsat guna melihat langsung upaya kemitraan dan keberhasilan desa dalam mengelola potensi sawit. “Saya ingin melihat langsung bagaimana desa-desa ini berhasil membangun kemitraan usaha yang bermanfaat bagi warganya,” ujarnya.
BACA JUGA: DJP Kalimantan Barat Fokus Optimalisasi Pajak dari Sektor Kelapa Sawit
Selain itu, Menteri Desa juga memberikan arahan kepada ADeSI untuk fokus pada pengembangan produk turunan kelapa sawit. Menurutnya, produk-produk turunan tersebut dapat menciptakan peluang usaha baru bagi Bumdesa, mulai dari produk pangan hingga kosmetik, serta mendukung hilirisasi yang berkontribusi pada energi baru terbarukan. Dengan inovasi ini, ADeSI diharapkan mampu menjaga harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit produksi petani agar tetap stabil dan kompetitif. (T2)