CIFOR-ICRAF Sebut Praktik Agroforestri dalam Pengelolaan Perkebunan Sawit Bisa Jadi Solusi

oleh -1556 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. InfoSAWIT/ Direktur Asia di Center for International Forestry Research and World Agroforestry (CIFOR-ICRAF), Sonya Dewi, menyinggung tantangan dan peluang dalam ekspansi pertanian, termasuk perkebunan sawit.

InfoSAWIT, JAKARTA – Direktur Asia di Center for International Forestry Research and World Agroforestry (CIFOR-ICRAF), Sonya Dewi, mengungkapkan tantangan dan peluang dalam ekspansi pertanian termasuk perkebunan sawit dan pengelolaan lanskap berkelanjutan di Asia, khususnya di Indonesia. Dalam forum Internasional Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) ke-7 di Bali, Kamis (13/2/2025), ia menekankan bahwa konversi hutan dan degradasi lahan menjadi perhatian utama dalam keberlanjutan ekosistem.

Sonya mengungkapkan bahwa perlu ada keseimbangan antara manfaat sosial-ekonomi dengan konservasi lingkungan. “Kita telah mendengar perdebatan global mengenai ekspansi lahan yang terus meningkat. Di Indonesia dan beberapa wilayah lain, persaingan penggunaan lahan menjadi tantangan tersendiri yang perlu disikapi dengan bijak,” ujarnya saat berbicara pada acara ICOPE ke 7, dihadiri InfoSAWIT.


Ia menambahkan bahwa konsep land sharing lebih efektif dibandingkan land sparing, mengingat persaingan lahan yang tinggi di kawasan padat penduduk. Land sharing memungkinkan pemanfaatan lahan secara lebih inklusif dengan menggabungkan berbagai jenis pertanian termasuk perkebunan kelapa sawit dan kehutanan dalam satu wilayah. “Di sinilah pendekatan agroforestri memainkan peran penting dalam meningkatkan dampak ekonomi sekaligus mempertahankan manfaat sosial dan ekologi,” jelasnya.

BACA JUGA: Keterlanjuran Sawit dalam Kawasan Hutan, WWF-Indonesia Dorong Penerapan Jangka Benah

Menurut Sonya, pendekatan agroforestri memberikan keuntungan di berbagai tingkatan, baik di tingkat plot maupun lanskap. “Pada tingkat plot, agroforestri dapat meningkatkan efisiensi hasil produksi dibandingkan sistem perkebunan sawit yang lebih monokultur. Dengan keberagaman tanaman dan komoditas, risiko ekonomi dapat diminimalkan, sementara ketahanan pangan meningkat,” katanya.

Selain itu, agroforestri juga berperan dalam menjaga kesuburan tanah dan keanekaragaman hayati bawah tanah. “Kita sering kali membahas ekosistem di atas permukaan tanah, tetapi yang terjadi di bawah permukaan juga sangat krusial. Mikroorganisme tanah berperan dalam menjaga kesuburan dan keseimbangan ekologi,” tambahnya.

Di tingkat lanskap, pendekatan ini juga berdampak pada pencegahan deforestasi lebih lanjut. “Jika agroforestri dikelola dengan baik, maka tekanan terhadap hutan alami bisa dikurangi. Ini adalah efek tidak langsung, tetapi sangat signifikan,” jelas Sonya.

BACA JUGA: Penyaluran Dana Bagi Hasil Sawit Resmi Disetop

Sebagai contoh, ia menyebutkan proyek yang dilakukan di Sumatra Utara beberapa tahun lalu. “Di sana, kami melihat bagaimana integrasi agroforestri mampu meningkatkan produktivitas lahan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” tutupnya. (T2)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com