InfoSAWIT, JAKARTA – Pada awal hari-hari penetapan standar Roundtable for Sustainable Palm Oil (RSPO) periode tahun 2004 – 2007 lalu, catat Perpetua George, General Manager, Group Sustainability at Wilmar International, dirinya teringat bahwa hanya ada dua perempuan yang dapat membungkam ruangan yang penuh dengan laki-lak dari sektor kelapa sawit, salah satunya tak lain Dr Rosediana Suharto (yang lainnya adalah Irene Fernandez).
Kata Perpetua, kecerdasan Dr Rosediana, pengetahuan ensiklopedis, dan pendekatan tanpa basa-basi, benar-benar memberikan masukan yang diperlukan untuk standar RSPO saat itu. “Tidak diragukan lagi kepemimpinan dan pelayanannya terhadap industri kelapa sawit,” catat dia dikutip InfoSAWIT dalam laman Linkedin pribadinya.
Dari pengalaman yang dimiliki, Dr Rosediana Suharto telah identik dengan Komisi Minyak Sawit Indonesia (KMSI) sejak didirikan pada tahun 2003. Rosediaan juga menjabat Direktur Responsible Sustainable Palm Oil Initiatives.
Tidak bisa dilupakan bahwa Ia memimpin dalam pembentukan standar produksi kelapa sawit berkelanjutan yang diwajibkan secara hukum pertama di dunia. Itu adalah skema Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tahun 2011 lalu. Rosediana pun memimpin Komisi ISPO sejak dibentuk pada tahun 2010 hingga 2015.
Dengan lebih dari 3 dekade bekerja dengan pegawai negeri sipil Indonesia di bidang perdagangan dan industri – ia juga telah mengambil peran dalam mempromosikan minyak sawit Indonesia secara global dan memberikan nasihat tentang perdagangan internasional. (T2)