InfoSAWIT, JAKARTA – Untuk ke tujuh kalinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan menggelar International Oil Palm Conference (IOPC), konferensi internasional ini diselenggarakan setiap 4 tahun sekali.
Tercatat IOPC telah dilaksanakan 6 kali di beberapa daerah di Indonesia, dimana IOPC pertama (1998), kedua (2002), dan ketiga (2006) di Bali, IOPC keempat (2010) di Yogyakarta, IOPC kelima (2014) di Bali, dan IOPC keenam (2018) diadakan di Medan.
Sekarang ini IOPC ketujuh (IOPC 2022) akan diselenggerakan PPKS pada 14-16 Maret 2023 di Bali bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center. Pada setiap pelaksanaan IOPC akan dibahas perkembangan isu, riset dan gelar teknologi perkelapasawitan terkini.
BACA JUGA: Bisnis Sawit 2023: Menggantang Cuan Bisnis Minyak Sawit
Diungkapkan Kepala PPKS Medan, M. Edwin Syahputra Lubis, pada IOPC 2022 mengusung tema “Coping the Matters, Ensuring the Future”. Tema ini sangat relevan dengan kondisi riil saat ini dimana bisnis kelapa sawit dihadapkan dengan berbagai tantangan selama dan pasca pandemic COVID 19.
“Tantangan yang dihadapi adalah penurunan produksi dan isu-isu yang mendeskreditkan kelapa sawit baik isu lingkungan, kesehatan dan ketenagakerjaan. Berbagai tantangan tersebut mengharuskan pelaku agribisnis kelapa sawit untuk mampu menghadapi berbagai gejolak pasar global,” kata Edwin dalam keterangannya kepada InfoSAWIT, belum lama ini.
Lebih lanjut tutur Edwin, dengan adanya IOPC 2022 ini diharapkan dapat menjadi wadah atau media bagi pelaku bisnis kelapa sawit untuk berinteraksi, sekaligus berbagi informasi dan pengalaman untuk membangun agribisnis kelapa sawit yang berdaya saing dan berkelanjutan. “Tentu saja tetap berbasis pada teknologi dan inovasi untuk menghadapi tantangan ketidakseimbangan dalam pasar global,” tandas Edwin.
BACA JUGA: BPOM Supervisi Standar Mutu Minyak Makan Merah Berbasis Sawit
Sementara diungkapkan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III Persero (Holding), Mohammad Abdul Ghani, pada awal abad ke-20, perkembangan besar-besaran di industri hulu kelapa sawit trejadi, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
Namun perkembangan sektor hilir masih belum mampu mengimbangi perkembangan industri hulu kelapa sawit, padahal masih banyak potensi yang dapat digali. Hilirisasi yang dimaksud terkait dengan produk utama dan semua produk sampingan dari industri kelapa sawit, termasuk limbahnya.
Seba itu berbagai keseimbangan ideal dapat diwujudkan melalui kolaborasi pihak-pihak yang berkompeten, dan adaptif dengan perkembangan zaman, dimana PT Perkebunan Nusantara III siap menjadi rumah kolaborasi kelapa sawit dunia. “Keseimbangan yang ideal juga akan mengarah pada harmonisasi pemenuhan kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan sebagai bentuk kesetiaan, dan tanggung jawab kita terhadap alam,” kata Abdul Ghani.
BACA JUGA: Survei PPKS, Petani Sawit Masih Terjebak Gunakan Bibit Sawit tak Bersertifikat Alias Palsu
Pada akhirnya, amanah yang kita emban sebagai penerus keberlanjutan sawit dunia dapat terjaga. “Saya optimis melalui IOPC tahun ini, perspektif baru akan terbuka, dan bersama-sama kita dapat mengatasi masalah, dan memastikan masa depan kita,” tandas Abdul Ghani.
Apabila tertarik mengikuti acara IOPC 2022 yang akan digelar pada 14-16 Maret 2023 ini, silahkan mengunduh tautan berikut: IOPC ke 7th. (T1)