InfoSAWIT, JOGJAKARTA – Luas perkebunan sawit di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 11,2 juta hektare. Lalu meningkat menjadi 14,66 juta pada tahun 2021 dan pada tahun 2022 meningkat menjadi 14,99 juta hektare dengan produksi total 45,58 juta ton atau rata-rata 3,04 ton per hektare.
Luasan lahan vegetasi di bawah tegakan perkebunan kelapa sawit menurut Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Prof. Bambang Suhartanto, berpotensi menyediakan pakan ternak ruminansia dengan cara digembalakan dengan ketersediaan rumput, forb dan legum, pakis serta tanaman lain.
“Integrasi sapi dalam perkebunan sawit merupakan bentuk pertanian terpadu dimana ternak sapi memanfaatkan hijauan antar pohon dan hasil samping industri perkebunan kelapa sawit,” ungkapnya saat pidato pengukuhan dirinya sebagau Guru Besar di bidang Nutrisi dan Makanan Ternak, Selasa (19/9), di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM.
BACA JUGA: Percepat Pengembangan Integrasi Sawit-Sapi Gapensiska Bentuk SCRD
Prof. Bambang Suhartanto menyampaikan, sistem integrasi sapi dan kelapa sawit merupakan bentuk sistem pertanian terpadu yang ideal jika disediakan lahan untuk tanaman pakan ternak ketika umur tanaman sawit sudah melebihi 5 tahun.
Melalui penggembalaan ternak sapi dengan metode rotasional grazing di bawah tegakan tanaman perkebunan sawit bisa menekan biaya pakan dan pemeliharaan. “Sekitar 4 juta sapi dapat dipelihara dengan biaya murah,” paparnya dalam pidato berjudul ‘Sistem Integrasi Tanaman Pakan dan Kelapa Sawit untuk Mendukung Produksi Ternak Ruminansia di Indonesia’, dikutip InfoSAWIT dari laman resmi UGM, Rabu (20/9/2023).
Disamping potensi vegetasi di bawah tegakan tanaman, tambahnya, hasil samping tanaman sawit dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia adalah pelepah dan daun sawit serta hasil samping pengolahan sawit berupa lumpur sawit serta sawit dan bungkil inti sawit bisa digunakan sebagai sumber pakan ternak.
BACA JUGA: Masalah Impor Daging Sapi Kelar, Bila Integrasi Sawit Sapi Diterapkan
“Sebaliknya bagi perkebunan kelapa sawit, kotoran ternak sapi bisa sebagai penyedia unsur hara untuk meningkatkan kesuburan lahan kebun kelapa sawit dan pengendalian gulma,” tegasnya. (T2)