InfoSAWIT, JAKARAT – Peran ekspor minyak sawit sangat signifikan dalam menjaga neraca perdagangan Indonesia. Tahun 2021 -2022 nilai ekspor sangat tinggi karena harga yang menjulang tinggi. “Tahun 2022 lalu nilai ekspor minyak sawit US$ 33,2 milyar, bila dihitung dengan hilirnya maka mencapai US$ 39,07 milyar,” ungkap Direktur Eksekutif Gaungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Mukti Sardjono dalam sebuah acara yang dihadiri InfoSAWIT, pertengahan September 2023 di Medan.
Lebih lanjut kata Mukti, produksi CPO dalam 4 tahun terakhir mengalami stagnasi, sementara konsumsi dalam negeri naik secara konsisten terutama karena perubahan mandatori biodiesel.
Merujuk data GAPKI, sampai dengan Juni 2023, baik itu produksi, konsumsi & ekspor di 2023 tercatat lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 pada periode yang sama.
BACA JUGA: Pertamina Kilang Cilacap Siap Produksi Bioavtur 100 Persen Berbasis Sawit di 2026
“Ekspor Juli naik meskipun dalam 5 tahun terakhir kecenderungannya menurun, sementara kebutuhan dalam negeri terus meningkat. Bila terus meningkat, kebutuhan meningkat maka dalam jangka panjang pasokan harus meningkat,” kata Mukti.
Sejatinya selama beberapa tahun terakhir kata Mukti, volume ekspor cenderung menurun, misalnya pada tahun 2018 rasio ekspor mencapai 77% dari produksi, sementara pada periode 2020 sampai 2022 rasio ekspor menurun menjadi hanya sekitar 66% dari produksi.
BACA JUGA: Audit Sawit Mesti Transparan, Hasil Denda Administrasi Perlu Diketahui Publik
Sementara guna mengejar peningkatan produksi melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) masih belum maksimal lantaran realisasinya baru mencapai 25%. “Karena tidak perluasan lahan produksi menjadi stagnan,” kata Mukti. (T2)