InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – TA Research dalam laporannya menilai bahwa data stok minyak sawit dari Malaysia Palm Oil Board (MPOB) untuk Agustus mencerminkan prospek pasar yang netral.
Tanpa adanya katalis utama yang dapat meningkatkan permintaan, pasar minyak sawit masih akan dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga Federal Reserve serta dampaknya terhadap harga minyak mentah.
Dilansir Dilansir InfoSAWIT dari The Star, Kamis (19/9/2024), lembaga ini juga mempertahankan proyeksi harga CPO sebesar RM4.000 per ton untuk 2024 dan RM3.800 per ton untuk 2025. Namun, mereka siap meninjau ulang asumsi jika pasokan kedelai global lebih rendah dari yang diharapkan atau jika terjadi peningkatan permintaan yang signifikan.
BACA JUGA:
Sementara itu, CGS International (CGSI) Research melaporkan bahwa produksi minyak sawit Malaysia diperkirakan akan mencapai puncaknya pada September-Oktober 2024. Namun, ada potensi perlambatan pada kuartal keempat.
Selain itu, pemerintah Indonesia dikabarkan sedang mempertimbangkan penurunan tarif pungutan ekspor untuk produk minyak sawit, yang dapat menekan harga CPO dalam jangka pendek. CGSI juga menyatakan bahwa penurunan pungutan ekspor dapat meningkatkan margin bagi pelaku industri hilir, terutama di sektor minyak sawit Indonesia. (T2)