Saat Menantang Karir di Perkebunan Sawit yang Didominasi Kaum Adam

oleh -2417 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
infosawit
Dok. Istimewa/ Ilustrasi pekerja perempuan di perkebunan kelapa sawit.

InfoSAWIT, JAKARTA – Perkebunan kelapa sawit terkesan sebagai industri yang didominasi kaum adam, lantaran pekerjaannya yang berselera memiliki profil kuat dan perkasa. Namun faktanya industri perkebunan kelapa sawit juga ramah bagi pekerja perempuan, apalagi dalam teori “Change Makers”, kedepan perempuan dianggap bakal mampu mewarnai industri kelapa sawit.

Merujuk beberapa hasil penelitian terkait peran pemimpin perempuan sebagai “Change Makers,” perusahaan yang menerapkan keberagaman gender di tingkat eksekutif terbukti lebih unggul dalam berbagai aspek bisnis dan manajemen.


Menurut laporan McKinsey & Company dan Leanin.org tahun 2020, perusahaan dengan keberagaman gender di tingkat eksekutif cenderung memiliki peluang 25% lebih tinggi untuk menghasilkan keuntungan. Sementara itu, penelitian oleh International Labour Organization (ILO) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa keberagaman gender di tingkat kepemimpinan dapat menghasilkan manfaat dalam hal penciptaan kebijakan yang lebih adil, pengambilan keputusan yang lebih beragam, dan pengurangan diskriminasi gender di tempat kerja.

BACA JUGA: Produksi dan Konsumsi CPO September 2024: Tren Menurun Secara Tahunan, Kinerja Bulanan Stabil

Catalyst Inc., dalam penelitian tahun 2018, mengungkapkan bahwa pemimpin perempuan cenderung memiliki gaya kepemimpinan yang inklusif, dimana melibatkan kemampuan untuk memotivasi, menginspirasi, dan berkomunikasi secara efektif dengan anggota tim. Hal ini didukung oleh temuan Boston Consulting Group pada tahun 2017, yang menyatakan bahwa pemimpin perempuan cenderung memiliki keterampilan interpersonal yang kuat, seperti empati, kepekaan sosial, dan kemampuan berkolaborasi.

Lebih lanjut, penelitian Peterson Institute for International Economics pada tahun 2016, yang melibatkan 21.980 perusahaan di 91 negara, menemukan bahwa perusahaan dengan lebih banyak perempuan di dewan direksi cenderung memiliki kebijakan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang lebih baik, termasuk kebijakan anti-korupsi, diversitas, dan keberagaman.

Estate Manager PTPN IV, Purwaningsih mengungkapkan bahwa “change maker” adalah visi, kreativitas, keberanian, dan kemampuan untuk mengidentifikasi, merancang, dan menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan yang signifikan dalam organisasi.

BACA JUGA: Kementerian ATR/BPN Komitmen Selesaikan Tumpang Tindih Lahan Sawit dan Kawasan Hutan

“Berani berubah adalah kekuatan. Perempuan cepat beradaptasi dengan segala bentuk perubahan, maka tidak heran jika disebut sebagai ‘Agen Perubahan’. Saat perempuan menjadi sosok penting, mereka dapat memberikan dampak sosial yang besar dan menginspirasi perempuan lainnya. Perempuan saling mendukung, perempuan menjadi hebat,” katanya saat menjadi salah satu pembicara di Acara Seminar yang berlangsung di Jakarta, dihadiri InfoSAWIT, pada Mei 2024 lalu.

Dengan semakin banyak perempuan yang memegang peran kepemimpinan, diharapkan lebih banyak perubahan positif terjadi di berbagai sektor, mendorong inklusivitas, keadilan, dan keberlanjutan dalam dunia bisnis dan masyarakat secara keseluruhan.

Meski perempuan memiliki keterbatasan, ada berbagai cara untuk memaksimalkan potensi para perempuan dalam kepemimpinan. Purwaningsih, menekankan pentingnya pengaturan batasan, memanfaatkan dukungan, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta fleksibilitas dan penerimaan diri. Komunikasi terbuka dalam keluarga dan pengelolaan waktu yang bijaksana dengan menetapkan prioritas juga sangat penting.

BACA JUGA: Hadapi Kebijakan EUDR, Nasional Dashboard Diyakini Lindungi Data Industri Sawit

“Perempuan memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, kepemimpinan transformasional, dan kepintaran emosional,” ujar Purwaningsih. Selain itu, perempuan pemimpin juga memiliki kemampuan berempati, multitasking, serta menghargai keberagaman dan inklusi.

Namun, tantangan tetap ada. “Perempuan menikah sering menghadapi dilema antara karier dan keluarga, terutama jika suami mereka juga memiliki karir yang mapan,” kata Purwaningsih. Tantangan lainnya termasuk tekanan eksternal, budaya perkebunan yang mengharuskan pemimpin sering berpindah unit, serta risiko bekerja di lapangan terbuka. “Hidup terpisah dari suami dan anak, serta menghadapi risiko kerja yang tinggi di lapangan adalah beberapa tantangan yang dihadapi,” tambahnya.

Meskipun begitu, industri perkebunan kelapa sawit kini mulai menerapkan kesetaraan gender, memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkarier. “Kementerian BUMN menargetkan 25% pemimpin perempuan pada tahun 2025, dan saat ini sudah mencapai 21%,” ungkap Purwaningsih. (T2)

Lebih lengkap baca Majalah InfoSAWIT edisi Agustus 2024

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com