InfoSAWIT, SANUR – Direktur CIRAD Asia Tenggara, Jean-Marc Roda, mengungkapkan empat tantangan utama yang dihadapi industri minyak nabati dalam konferensi International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) ke-7 di Sanur, Bali. Tantangan tersebut mencakup keamanan pangan, ketahanan energi, perubahan iklim, serta penyebaran ilmu pengetahuan kepada seluruh pemangku kepentingan.
Dalam acara yang mengusung tema “Transformasi Agro-Ekologis Kelapa Sawit: Menuju Pertanian yang Ramah Iklim dan Lingkungan”, Jean-Marc Roda menjelaskan bahwa keamanan pangan menjadi tantangan utama dalam memenuhi permintaan minyak nabati yang terus meningkat di seluruh dunia.
“Produksi harus ditingkatkan tanpa memperluas lahan secara masif, yang berisiko merusak ekosistem. Ia menekankan bahwa minyak nabati yang paling efisien dalam produksi harus dipahami lebih dalam untuk mengoptimalkan masa depan industri ini,” katanya saat berpidato pada acara ICOPE ke 7, dihadiri InfoSAWIT, Rabu (12/2/2025).
BACA JUGA: Konferensi Internasional ICOPE 2025 Dorong Transformasi Industri Kelapa Sawit Ramah Iklim
Selain itu, keberlanjutan menjadi faktor krusial dalam industri ini. Tantangan dalam energi, material limbah, dan efisiensi sumber daya harus diselesaikan dengan solusi inovatif. Roda menekankan bahwa masyarakat global semakin menuntut transparansi dan keberlanjutan dalam rantai pasok, sehingga industri harus beradaptasi dengan standar yang lebih tinggi.
Perubahan iklim juga menjadi perhatian utama. Roda mengungkapkan dampaknya terhadap ekosistem, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan pola cuaca yang memengaruhi hasil panen. Ia mengingatkan bahwa manusia harus bekerja sama dalam mencari solusi yang dapat mengatasi dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian dan perkebunan.
Tantangan terakhir yang ia sampaikan adalah bagaimana menyebarkan hasil penelitian kepada semua pemangku kepentingan, terutama petani kecil. Menurutnya, perusahaan besar lebih mudah mengadopsi inovasi terbaru dibandingkan petani skala kecil yang memiliki sumber daya terbatas. Oleh karena itu, upaya untuk memastikan bahwa teknologi dan praktik terbaik dapat diterapkan secara merata menjadi sangat penting.
Di akhir sesi, Roda menyinggung peran digitalisasi dalam transformasi industri minyak nabati. Ia menyatakan bahwa teknologi digital akan mengubah praktik industri secara signifikan, baik dalam aspek positif maupun tantangan baru yang harus dihadapi. Oleh karena itu, diskusi dan evaluasi berkelanjutan diperlukan agar inovasi digital dapat diterapkan dengan cara yang adil dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan. (T2)