InfoSAWIT, SANUR – Chairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food, Franky Oesman Widjaja, menekankan pentingnya transformasi menuju budidaya pertanian yang positif terhadap iklim dan alam dalam pidatonya pada acara International Conference of Oil Palm and Environment (ICOPE) ke 7 dihadiri InfoSAWIT di Bali, Rabu (12/2/2025). Ia menyampaikan bahwa keberlanjutan di sektor sawit adalah faktor utama yang menjadi berkat bagi Indonesia serta dunia.
Franky menjelaskan bahwa industri kelapa sawit Indonesia memiliki peran besar dalam perekonomian nasional dan global. Ia mengungkapkan bahwa sektor ini menyumbang US$ 47 miliar terhadap PDB Indonesia pada tahun 2024 dan menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 70 juta orang. “Kelapa sawit tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan global tetapi juga berperan dalam aplikasi industri dan energi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Franky menyatakan bahwa Presiden Indonesia telah menetapkan industri kelapa sawit sebagai sektor strategis dalam visinya. Ia optimistis bahwa target pertumbuhan ekonomi 8% dalam lima tahun ke depan dapat tercapai dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan inklusif. “Indonesia telah menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia berdasarkan paritas daya beli. Ini adalah pertanda baik untuk pertumbuhan kita ke depan,” tambahnya.
Dalam pidatonya, Franky juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam industri kelapa sawit. Ia menyebutkan bahwa kelapa sawit memiliki keunggulan dibandingkan minyak nabati lainnya karena produktivitasnya yang tinggi dan jejak karbon yang lebih rendah. Menurutnya, industri ini harus terus mengedepankan praktik yang berkelanjutan demi memastikan ketahanan pangan dan energi, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga dunia.
Untuk menghadapi tantangan global terkait keberlanjutan, Franky menekankan perlunya model pertumbuhan inklusif. Model ini telah diterapkan sejak 2017 melalui kemitraan antara sektor swasta, pemerintah, dan petani sawit. “Petani sawit yang menerapkan praktik pertanian yang baik telah menunjukkan produktivitas setara dengan perusahaan besar,” jelasnya.
Franky mengajak semua pemangku kepentingan untuk terus menerapkan model pertumbuhan inklusif guna memperkuat ketahanan pangan global dan industri berbasis energi nabati. Ia menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat sipil adalah kunci dalam menciptakan masa depan yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan sosial.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 0,69 Persen Pada Selasa (11/2)
“Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah solusi bagi tantangan keberlanjutan global. Dengan kerja sama yang erat, kita dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial,” pungkasnya. (T2)