InfoSAWIT, INHU – Pada penghujung tahun 2022 lalu, sebanyak 240 petani sawit tambahan anggota Perkumpulan Petani Sawit Swadaya Karya Serumpun (PPSKS) telah dinyatakan lulus audit sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Dimana sebelumnya diakhir tahun 2021 silam, petani anggota PPSKS memperoleh sertifikasi RSPO di Kabupaten Indragiri Hulu untuk 304 petani anggotanya, dengan demikian total petani sawit swadaya Karya Serumpun penerima sertifikat RSPO mencapai 544 anggota.
Bertempat di Aula Karya Serumpun, Desa Seberida, Kec. Batang Gansal, dalam agenda kunjungan RSPO dihadiri oleh beberapa kelompok pekebun sawit swadaya lainnya seperti Perhimpunan Kelompok Tani Tunas Karya Mandiri (TKM) dan Asosiasi Sawit Gemilang Indragiri (ASAGRI).
Diungkapkan Ketua Perkumpulan Petani Sawit Swadaya Karya Serumpun, Juliono, Perkumpulan Petani Sawit Swadaya Karya Serumpun, telah terbentuk sejak tahun 2019 dibawah binaan Widya Erti Indonesia. Lantas, sebanyak 304 orang petani sawit dengan luasan 584 hektar telah memperoleh sertifikat RSPO. Lantas kini, kembali meloloskan sertifikasi RSPO untuk 240 orang petani sawit tambahan dengan luasan lahan mencapai 459 hektar.
BACA JUGA: Supaya Kualitas Aplikasi Penyemprotan Pestisida Maksimal
“Kami akan terus berupaya menambah jumlah petani bersertifikat RSPO, lantaran dengan adanya sertifikasi ini, pengalaman petani di bidang praktik pertanian yang baik, keamanan dalam kerja, dan TBS yang dihasilkan sangat meningkat,’’ jelas Juliono dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Minggu (15/1/2023).
Sementara Head os Smallholders Programme RSPO, Guntur Cahyo Prabowo mengungkapkan, standar bagi pekebun sawit swadaya adalah standar khusus yang setiap tahunnya diperbaharui untuk menuju petani yang lebih handal dan baik.
BACA JUGA: Mengenal Produk Turunan Sawit, Fatty Alcohol Buatan dan Alami
“Tentu saja dengan strategi yang menyasar pada tiga sasaran, pertama bagaimana menaikkan mata penghidupan petani sawit jadi lebih baik, kedua memastikan praktek pertanian menggunakan standar yang lebih baik juga, dan yang ketiga para petani kemudian memiliki akses pasar yang baik.’’ kata Guntur. (T2)