InfoSAWIT, JAKARTA – supaya aplikasi pestisida bisa maksimal, maka perlu memerhatikan cara penyemprotan yang telah dianjurkan. selain aman, manfaat pun bisa di dapat.
Di perkebunan kelapa sawit pada umumnya aplikasi pestisida merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan oleh tenaga-tenaga aplikator baik tenaga kerja harian maupun yang dilakukan oleh kontraktor penyemprotan.
Pekerjaan penyemprotan tersebut ditujukan untuk mengendalikan gulma maupun hama dan penyakit, sebab itu memerlukan keterampilan tersendiri baik tenaga penyemprot maupun pengawasannya.
BACA JUGA: Strategi Menjaga Produktivitas Kelapa Sawit Tetap Tinggi
Hasil penyemprotan banyak ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi aplikasi yang benar dan aman merupakan suatu keharusan, karena produk pestisida yang sangat baguspun hanya akan berhasil jika diaplikasikan dengan cara yang tepat. Sebagai contoh adalah tidak semua droplet/ butir semprot mengenai sasaran.
Hal ini bisa saja terjadi karena beberapa sebab, semisal bisa saja droplet tersebut terbuang sia-sia ke lingkungan, kehilangan fungsi sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman atau tidak bernilai ekonomi bagi pengguna.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas aplikasi pestisida.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas aplikasi pestisida diantaranya adalah:
Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi hasil dari penyemprotan. Waktu aplikasi pada pagi hari akan berbeda hasilnya apabila dilakukan pada siang hari, dan beberapa aplikasi dilakukan justru pada saat pagi buta atau malam hari.
BACA JUGA: Supaya Budidaya Kelapa Sawit Menuai Hasil Selangit Secara Berkelanjutan
Demikian juga cuaca pada saat dilakukan penyemprotan. Pengaruh suhu, sinar matahari, hujan, kelembapan dan adanya embun bakal mempengaruhi kualitas dari penggunaan pestisida. Sebagai contoh, pada saat aplikasi pengendalian alangalang waktu yang paling tepat adalah pada saat pagi hari dengan kondisi embun pada daun gulma sudah turun dan sinar matahari cukup serta diperkirakan tidak turun hujan 3 – 4 jam setelah aplikasi.
Faktor Sasaran
Mengetahui target sasaran dan siklus hidup dari organisma pengganggu tanaman sangat penting, karena menyangkut fisiologi, cara berkembang biak, stadia perkembangan dan pertumbuhan dari OPT atau target sasaran tersebut, serta pada saat stadia apa dilakukan pengendalian OPT tersebut.
BACA JUGA: Berikut Efisiensi yang Bisa Diterapkan di Perkebunan Kelapa Sawit
Sebagai contoh pada gulma alang-alang, gulma ini cepat berkembangbiak dalam waktu singkat melalui pertumbuhan akar rimpang (Rhizome) yang ada dalam tanah. Akar rimpang akan tumbuh menjadi tunas dan gulma baru. Pada saat pengendalian alang-alang (Imperata cylindrica), aplikasi yang efektif pada saat masa pertumbuhan vegetatif, dimana daun alang-alang tampak berwarna hijau segar dengan ketinggian alang-alang sekitar 30 cm. (*)
Penulis: Didik Tricahyono /Praktisi Perkebunan