InfoSAWIT, JAKARTA – PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit, berhasil memperoleh persetujuan dari pemegang sahamnya untuk melakukan penggabungan usaha atau merger dengan perusahaan terafiliasi, PT Jhonlin Agro Lestari (JAL). Keputusan ini diambil setelah diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 26 November 2023.
Direktur JARR, Indra Irawan menyatakan, bahwa mayoritas pemegang saham setuju dengan rencana merger antara JARR dan JAL yang diusulkan dalam RUPSLB tersebut. Keputusan ini didasarkan pada beberapa alasan strategis, termasuk peningkatan aset perusahaan dan efisiensi birokrasi.
“Penggabungan ini akan meningkatkan aset JARR dan mempersingkat proses birokrasi, sehingga biaya operasional dapat lebih terkendali dan efisien,” ujar Indra seperti ditulis Kontan.co.id.
BACA JUGA: India Minta Tambah Pasokan Minyak Sawit Jadi 6 Juta Ton dari Malaysia
Ia juga menambahkan bahwa produktivitas perusahaan akan meningkat karena tanaman milik JAL memiliki usia yang lebih tua, yang dapat berkontribusi pada hasil yang lebih besar.
Setelah merger, luas lahan hak guna usaha (HGU) milik JARR akan bertambah menjadi 27 ribu hektare, menggabungkan lahan HGU JAL sebesar 10 ribu hektare. Rencana tanam di HGU tersebut mencapai sekitar 22 ribu hektare. Dengan peningkatan ini, JARR berharap dapat mencapai target produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 50 ribu ton pada tahun 2023.
Indra menjelaskan bahwa produksi TBS yang lebih tinggi juga dapat diharapkan setelah merger. JARR menargetkan produksi TBS sebesar 249 ribu ton pada tahun 2024, hampir dua kali lipat dari target sebelumnya sebesar 70 ribu ton sebelum rencana merger dengan JAL.
BACA JUGA: Berikut 5 Wilayah Dengan Lahan Kebun Sawit Ilegal Terluas
Melalui langkah ini, PT Jhonlin Agro Raya Tbk bertujuan untuk memperkuat posisinya di industri kelapa sawit dan mengoptimalkan hasil usaha melalui sinergi dengan perusahaan terafiliasi. (T2)