InfoSAWIT, RIAU – Peningkatan sumber daya manusia petani sawit swadaya menjadi salah satu poin penting dalam pengelolaan perkebunan sawit berkelanjutan. Hal ini dilakukan demi memenuhi Prinsip dan Kriteria Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang telah ditetapkan.
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Swadaya Mandiri (APKSSM) menggelar Training on Best Management Practices pada awal April 2024 lalu, yang diikuti oleh 84 anggota baru. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya APKSSM di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, untuk terus meningkatkan serta mempertahankan penerapan sertifikasi RSPO yang telah berjalan sejak 2011. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari dengan fokus pada penerapan Good Agriculture Practice bagi anggota baru APKSSM.
Dikutip InfoSAWIT dari laman resmi Forum Petani Kelapa Sawit Swadaya Indonesia (Fortasbi), tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memastikan seluruh anggota baru memahami hak dan kewajiban mereka sebagai anggota asosiasi.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Kaltim Periode II-Juni 2024 Naik Rp 43,68 Per Kg, Cek Harganya..
Staf APKSSM, Devi Kuniasasri menyatakan, bahwa pelatihan ini bertujuan agar seluruh peserta mengerti dan memahami materi-materi terkait RSPO, best management practice, Nilai Konservasi Tinggi (NKT), pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), penggunaan pestisida yang baik, perawatan kebun yang baik, serta pengelolaan dan menjaga lingkungan.
“Nantinya, ilmu yang didapatkan dalam pelatihan ini akan diterapkan oleh petani sawit swadaya di kebun mereka untuk meningkatkan produktivitas,” kata Devi.
Lebih lanjut tutur Devi, seluruh peserta juga diberikan pemahaman tentang pencegahan perusakan lingkungan serta larangan penggunaan racun golongan 1A dan 1B. “Peserta juga didorong untuk mengetahui larangan dan penggunaan pestisida berbahan aktif paraquat dalam pengendalian gulma di kebun,” tambahnya.
BACA JUGA: Harga Referensi CPO Menguat, BK dan Pungutan Ekspor Ditetapkan US$ 118 per Ton Pada Juli 2024
Pelatihan yang dilaksanakan di kelas dan di kebun ini berisi berbagai materi dan didukung oleh WWF Indonesia, termasuk praktik pengendalian ulat api yang merupakan salah satu hama utama bagi petani sawit. “Ulat api ini salah satu hama dan musuh bagi petani,” kata Devi. (T2)