InfoSAWIT, JAKARTA – Di tengah gencarnya upaya global untuk mengurangi emisi karbon, sektor perkebunan dan kehutanan di Indonesia optimistis bisa berperan penting dalam mendorong dekarbonisasi. Sinar Mas Agribusiness and Food, salah satu pemain utama di industri ini, menekankan bahwa keberhasilan upaya tersebut memerlukan kerja sama lintas sektor.
Sektor industri perkebunan dan kehutanan optimistis mampu berkontribusi dalam upaya dekarbonisasi dengan kerja bersama lintas sektor menjadi kuncinya. “Kita perlu bergerak cepat dan bersama-sama agar upaya dekarbonisasi dapat diterapkan, dan kami telah melakukannya di Sinar Mas Agribusiness and Food, tetapi kami tidak bisa melakukannya sendirian,” Chief Sustainability & Communications Officer Sinar Mas Agribusiness and Food, Anita Neville saat diskusi bertema Dekarbonisasi Industri Indonesia, Pelajaran dari Implementasi Rencana Nol Emisi pada gelaran Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di Jakarta Convention Center, Awal September 2024.
Lanjut Anita, kedepan penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung berupa kebijakan pemerintah dan dukungan finansial yang memadai, serta inovasi teknis untuk mencapai tujuan nol emisi secara bersama.
Rupanya minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) melalui biodiesel dan pembangkit energi berkelanjutan dapat berkontribusi dalam upaya dekarbonisasi. “Kami melihat peran besar yang dapat dimainkan minyak sawit dalam transisi ini. Energi terbarukan adalah bagian penting dari strategi dekarbonisasi kami sendiri. Saat ini 92 persen energi yang digunakan dalam bisnis hulu kami adalah energi terbarukan, sebagian besar menggunakan pendekatan sirkular dan mengubah limbah produksi kami menjadi energi,” ujar Anita.
Pentingnya kolaborasi juga disampaikan Executive Director Sinar Mas Agribusiness & Food, Jesslyne Widjaja. “Melalui peningkatan produktivitas dan pemberdayaan petani kecil (smallholders), kami dapat meningkatkan produktivitas panen sekaligus mendorong kesejahteraan mereka. Dengan kebijakan yang tepat, berbagai kelebihan kelapa sawit dalam produksi bahan bakar, energi, dan biomassa berkelanjutan dapat menjadi sebagian jawabannya. Upaya ini membutuhkan tindakan kolektif,” kata Jesslyne dalam sesi bertajuk Mendorong Masa Depan Transportasi Bebas Emisi, di Jakarta Convention Center, Kamis (5/9).
Melalui peta jalan nol emisi, Sinar Mas Agribusiness and Food berfokus pada empat hal, yakni berkomitmen untuk tidak melakukan deforestasi, merehabilitasi lahan gambut yang terdegradasi, mengelola metana dari pabrik pengolahan CPO, dan beralih ke energi terbarukan dengan mengubah penggunaan batubara ke biomassa.
Jesslyn mencontohkan program pencampuran bahan bakar B35 di Indonesia melalui penggunaan 12 juta ton biodiesel telah mampu mengurangi hingga 30 juta ton emisi gas rumah kaca, sekaligus menghemat devisa sebesar Rp160 triliun dari pengurangan impor bahan bakar fosil. Sementara kelapa sawit sendiri adalah tanaman penghasil minyak nabati paling produktif dan efisien.