InfoSAWIT, BUENOS AIRES – Tanaman kedelai dan jagung di Argentina menghadapi gelombang panas dalam beberapa hari ke depan yang berpotensi menurunkan hasil panen, ungkap ahli meteorologi German Heinzenknecht pada Senin (13/1/2025). Meski hujan diperkirakan akan turun pada akhir pekan ini, dampaknya dinilai tidak cukup untuk menyelamatkan kondisi tanaman.
Argentina, sebagai salah satu eksportir utama kedelai, jagung, dan gandum dunia, telah mengalami kekeringan berkepanjangan sejak awal musim panas di belahan bumi selatan pada bulan lalu.
Heinzenknecht, yang merupakan ahli meteorologi dari konsultan iklim CCA, memprediksi hujan akan mulai turun pada Jumat mendatang, menjadi awal normalisasi curah hujan.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Withdraw Pada Rabu (15/1), Harga CPO di Bursa Malaysia Lesu
“Ini adalah minggu terberat,” kata Heinzenknecht, dilansir Reuters, sekaligus memprediksi suhu tertinggi mencapai 36 hingga 40 derajat Celsius di beberapa wilayah utama pertanian negara tersebut.
“Kombinasi suhu tinggi dan kekurangan air, mengingat tidak ada hujan di zona inti pertanian sejak 23 Desember, merupakan kondisi yang sangat sulit,” tambahnya.
Menurut Heinzenknecht, hujan yang diperkirakan turun akan berkisar antara 25 hingga 40 milimeter di beberapa bagian wilayah pertanian utama. Namun, curah hujan ini tidak akan merata dan dinilai terlalu terlambat untuk mencegah kerusakan pada hasil panen.
BACA JUGA: MPOB Perkirakan Pasokan Global Ketat, Dorong Harga Minyak Sawit Stabil di 2025
“Saya tidak yakin tanaman akan lolos dari dampak buruk,” ujarnya.
Bursa biji-bijian Rosario saat ini memperkirakan produksi kedelai Argentina mencapai sekitar 53 juta hingga 53,5 juta ton metrik, sementara produksi jagung diperkirakan berada di kisaran 50 juta hingga 53 juta ton. Argentina merupakan eksportir terbesar dunia untuk minyak dan bungkil kedelai, serta pemasok jagung terbesar ketiga di dunia.
Meski demikian, Heinzenknecht optimistis bahwa pola cuaca dapat berubah dengan curah hujan yang lebih normal pada Februari mendatang. (T2)