InfoSAWIT, JAKARTA – Siapa sangka perjalanan karir sesorang tak bisa ditebak, Seperti Maruli Pardamean, setelah berkarir selama tiga dekade di sektor kelapa sawit kini Ia menjadi salah satu penulis buku yang aktif. Setidaknya telah ada 8 judul buku yang Ia tulis.
Dari tangan dinginnya telah melahirkan delapan buku kelapa sawit (satu dalam proses penerbitan), ia adalah Maruli Pardamean, lahir di Sibolga, Sumatera Utara.
Sejatinya karir Maruli diawali di kebun kelapa sawit, selepas kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas HKBP Nommensen- Medan akhir tahun 1989, Ia langsung bekerja sebagai training KTU (Kepala Tata Usaha) kebun. Statusnya traning, tetapi secara De fakto ia KTU.
BACA JUGA: Menakar Harga Minyak Sawit Saat Musim Puncak
Rupanya Maruli memiliki pertimbangan sederhana memilih untuk terjun di sektor kelapa sawit pada saat itu, lantaran kelapa sawit sebagai bahan baku utama minyak goreng, tentu prospeknya cerah dan masih terdapat lahan yang luas untuk pengembangan usaha kebun kelapa sawit.
Setelah enam bulan menjalani traning ia lulus dan resmi sebagai KTU kebun. Ia juga sempat menjabat sebagai KTU PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Sebagai KTU, ia terlibat dalam penyusunan budget/anggaran kebun dan pabrik yang menyangkut anggaran produksi, anggaran biaya langsung (untuk kebun biaya tanaman, untuk pabrik biaya proses), anggaran biaya tak langsung (general charge) dan anggaran Capex (Capital Expenditure).
BACA JUGA: Perusahaan Sawit PT Tunas Sawa Erma Lakukan Kampanye Pelestarian Lingkungan
Terus belajar itulah prinsip yang terus Ia pegang, belajar memang tidak harus melalui seorang guru tetapi bisa pula dilakukan melalui dari buku-buku, majalah, rekan-rekannya di kantor, lapangan dan pabrik, atasan, konsultan yang di kontrak perusahaaan untuk transfer skill dan knowledge. “Serta dari orang lain yang lebih berpengalaman,” katanya kepada InfoSAWIT, belum lama ini.
Sumber: Majalah InfoSAWIT Edisi Februari 2022