InfoSAWIT, JAKARTA – Pada Januari 2024, ekspor Indonesia mencatatkan penurunan, mencapai USD 20,52 miliar, turun 8,34 persen dibandingkan dengan Desember 2023 (MoM), atau turun 8,06 persen dari periode yang sama tahun lalu (YoY).
Menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, penurunan ekspor pada bulan Januari merupakan pola tahunan yang umum terjadi pada awal tahun. Namun demikian, nilai ekspor tersebut tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode Januari tahun-tahun sebelumnya, yakni 2020, 2021, dan 2022.
Penurunan ekspor nonmigas sebesar 8,54 persen, dan ekspor migas sebesar 5,50 persen (MoM) menjadi faktor utama dalam penurunan total ekspor pada Januari 2024. Sektor pertambangan mengalami penurunan terbesar sebesar 23,93 persen, sementara sektor industri pengolahan turun 4,13 persen (MoM). Penurunan ini dipengaruhi oleh harga komoditas utama ekspor yang menurun, seperti batu bara dan nikel, serta perlambatan ekonomi global yang mengurangi permintaan.
BACA JUGA: Kapal Tanker Muatan Minyak Sawit 3.300 Ton Tenggelam di Laut Arafura
Meskipun demikian, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan yang signifikan, seperti terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas produk tersebut di antaranya tembakau dan rokok (HS 24) dengan kenaikan 30,57 persen, aluminium dan barang daripadanya (HS 76) 24,76 persen, kakao dan olahannya (HS 18) 15,89 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) 11,15 persen, serta lemak dan minyak hewan/nabati termasuk didalamnya minyak sawit, (HS 15) 10,36 persen (MoM).
Beberapa negara mitra dagang Indonesia mengalami penurunan ekspor nonmigas yang cukup dalam, seperti Swiss, Kanada, Bangladesh, Rusia, dan Turki. Namun, beberapa negara lainnya seperti Italia, Polandia, Spanyol, Pakistan, dan Mesir mengalami peningkatan ekspor yang signifikan.
Ditinjau dari kawasan, penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi ke Asia Tengah, Eropa Utara, Eropa Timur, Asia Barat, dan Amerika Tengah. Sementara itu, beberapa kawasan tujuan ekspor menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, termasuk Eropa Selatan, Afrika Timur, Karibia, Afrika Tengah, dan Afrika Utara.
BACA JUGA: Pemerintah Malaysia Gerebek Perkampungan Ilegal, Ditengah Perkebunan sawit
Meskipun Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menekankan potensi pasar ekspor nontradisional untuk peningkatan ekspor di masa mendatang. Hal ini menunjukkan pentingnya diversifikasi pasar bagi ekspor Indonesia guna meningkatkan ketahanan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar utama yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi global. (T2)