InfoSAWIT, JAKARTA – Perdagangan bisnis minyak nabati di dunia diyakini akan terus bersumber dari minyak sawit. Lantaran sebagian besar pasar ekspor minyak nabati global, lebih dari 55% adalah minyak sawit. Indonesia memiliki peranan penting bagi pasar ekspor minyak nabati global, karena lebih dari 30% menyuplai kebutuhan pasar ekspor global akan minyak sawit dan produk turunannya.
Indonesia telah menegaskan dirinya sebagai aktor utama dalam pasokan minyak sawit global, sebuah peran yang tak bisa diabaikan. Kontribusi besar Indonesia dalam penyediaan minyak sawit di pasar dunia diperkirakan akan terus meningkat di masa depan.
Hal ini diperkuat dengan adanya kebutuhan pasar global akan sertifikasi berkelanjutan, yang dapat dipenuhi melalui berbagai program sertifikasi, seperti Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dan International Sustainability & Carbon Certification (ISCC).
BACA JUGA: Jawa Tidak Dirancang Untuk Industri Sawit
Sebagai produsen terbesar minyak sawit, Pemerintah Indonesia telah aktif mendorong perbaikan tata kelola perkebunan kelapa sawit, baik bagi perusahaan besar maupun petani kecil.
Salah satu langkah konkret adalah percepatan sertifikasi ISPO yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian RI. Menurut Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Prayudi Syamsuri, minyak sawit dan produk turunannya memiliki peran krusial dalam memenuhi kebutuhan pasar global yang mencapai 31,9 juta ton pada tahun 2022, yang setara dengan lebih dari 30% dari total pasar minyak nabati dunia.
Dalam upaya mendukung keberlanjutan industri minyak sawit, penting bagi Indonesia untuk terus mendorong sertifikasi ISPO di antara semua pelaku industri, termasuk petani yang mengelola sekitar 42 persen dari total area perkebunan sawit di Indonesia, mencakup sekitar 6,29 juta hektar.
BACA JUGA: Karyawan Pabrik Sawit PT MHL dan CV MAL Dihadapkan Pada Pemutusan Hubungan Kerja
“Melalui percepatan Sertifikasi ISPO, diharapkan petani sawit dapat terus menyuplai kebutuhan pasar minyak sawit dunia,” ungkap Prayudi dalam Diskusi Sawit di Jakarta pada awal April 2024 lalu, dihadiri InfoSAWIT.