InfoSAWIT, DENPASAR – Industri pariwisata yang secara berkesinambungan menggunakan produk turunan minyak sawit dalam operasionalnya kini bisa berperan penting dalam mendukung pengelolaan sawit yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Salah satu langkah konkret diwujudkan melalui kerjasama antara Eco Tourism Bali (ETB) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dalam Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) yang dilaksanakan pada Kamis, 13 Juni 2024, di Desa Potato Head, Bali.
Acara tersebut dihadiri oleh dua puluh perwakilan dari berbagai sektor industri pariwisata seperti hotel, kafe, restoran, dan spa.
BACA JUGA: SPKS Minta Percepatan Pendanaan Sertifikasi ISPO dari BPDPKS Bagi Petani Sawit Swadaya
Kepala Bidang Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Nyoman Candrawati, mewakili Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, dalam sambutannya menyatakan bahwa industri pariwisata Bali bisa menjadi bagian dari solusi dengan meningkatkan transparansi rantai pasok dan memperluas penggunaan bahan pengganti yang ramah lingkungan.
“Penting bagi kita semua untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam mencari solusi-solusi yang dapat membawa perubahan yang positif,” ujar Candrawati, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Senin (17/6/2024).
Pendiri Eco Tourism Bali, Suzy Hutomo, menegaskan tanggung jawab untuk membawa perubahan dan perbaikan bagi lingkungan Bali terletak pada semua pihak. Ia menyoroti pentingnya kesadaran kolektif sebagai fondasi utama untuk mencapai keberlanjutan lingkungan.
BACA JUGA: Harga CPO Diprediksi Menguat Mulai Juni, Diperdagangkan Antara RM 3.900 hingga RM 4.150 per ton
Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, menambahkan bahwa sawit adalah komoditas yang sulit dihindari mengingat manfaatnya yang signifikan bagi industri pariwisata. Ia menekankan pentingnya penggunaan produk sawit yang berkelanjutan dan bertanggung jawab agar industri pariwisata dapat terus berkembang tanpa merusak lingkungan.