InfoSAWIT, BANDA ACEH – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Aceh bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sukses menggelar Workshop UKMK Sawit Goes to Campus. Acara yang berlangsung selama tiga hari, dari 18 hingga 20 Oktober 2024, diselenggarakan di Aula Fakultas Ekonomi, lantai 4, Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, seperti Pj. Gubernur Aceh yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, Kepala Dinas Koperasi, Wakil Ketua DPR Aceh, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh Malik Musa, Rektor UNMUHA, serta perwakilan mahasiswa dan organisasi Muhammadiyah lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua PWPM Aceh, Zul Hafian, menyampaikan pentingnya generasi muda menjaga kelestarian sawit, mengingat komoditas ini menempati posisi kedua dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh setelah batu bara. “Sudah seharusnya kita sebagai generasi muda meneruskan tradisi menjaga sawit agar tetap eksis di Aceh,” ujar Zul dalam keterangannya dikutip InfoSAWIT, Senin (21/10/2024).
Selain itu, Zul mengungkapkan bahwa Pemuda Muhammadiyah Aceh telah berhasil menciptakan tiga produk turunan sawit, yaitu parfum, lotion, dan sabun mandi. Kedepannya, mereka juga berencana mengadakan pelatihan pembuatan gula merah berbahan dasar sawit.
BACA JUGA: Pidato Presiden Prabowo Tekankan Swasembada Pangan dan Energi, Sawit Salah Satunya
Ketua PWM Aceh, Malik Musa, juga mendukung langkah ini dengan mendorong pembukaan program studi sawit di Universitas Muhammadiyah Aceh. Ia berharap BPDPKS dapat memberikan dukungan dalam mewujudkan hal tersebut. “Kami telah merencanakan agar Muhammadiyah di seluruh kabupaten/kota dapat berkebun sawit, dan kami berharap pemerintah daerah dapat menyediakan lahan produktif,” tambah Malik.
Sementara itu, Helmi Muhansyah, Kepala Divisi UKMK BPDPKS, menyampaikan bahwa ini adalah kolaborasi pertama antara BPDPKS dengan Muhammadiyah. “Kami berharap kerjasama ini bisa menjadi inspirasi bagi Muhammadiyah untuk mengembangkan usaha berbasis UKMK sawit,” ungkap Helmi. Ia juga menyinggung besarnya kontribusi sawit terhadap devisa negara, yang mencapai Rp 20 triliun per bulan.
Workshop ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan dan pemahaman UMKM, tetapi juga menjembatani antara dunia akademis dan usaha. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menjelaskan bahwa Pemerintah Aceh tengah merancang klaster khusus sawit untuk mendongkrak ekspor dan meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut.
BACA JUGA: Pekerja Sawit di Kalimantan Didominasi Tenaga Kerja dari NTT, Pemerintah Daerah Perkuat Pengawasan
“Kami berharap kegiatan ini dapat memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, pusat, dan pelaku usaha, serta menjadikan Muhammadiyah dan UNMUHA sebagai pionir dalam inovasi sektor kelapa sawit yang berkelanjutan,” tutup Huzaimah.
Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mengembangkan potensi sawit dan memajukan ekonomi Aceh melalui pemberdayaan UKMK berbasis sawit. (T2)