InfoSAWIT, JAKARTA – Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Uni Eropa (UE) merupakan tujuan ekspor ke-5 dan negara asal impor ke-3 bagi Indonesia. Pada Januari-November 2024, ekspor Indonesia ke UE mencapai US$ 16 miliar, sementara impor dari UE sebesar US$ 11,6 miliar, dengan total perdagangan mencapai US$ 27,6 miliar. Sepanjang 2023, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar US$ 30,8 miliar.
Komoditas utama ekspor Indonesia ke UE meliputi minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, lemak industri, alas kaki, serta bungkil dan residu padat lainnya. Sementara itu, Indonesia mengimpor kendaraan bermotor, obat-obatan, kendaraan angkut barang, serta mesin industri dari UE.
Dari sisi investasi, UE tercatat sebagai sumber investasi luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) ke-8 bagi Indonesia dengan nilai investasi US$ 2,33 miliar pada 2023, meningkat 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Turun Pada Kamis (13/2), Harga CPO di Bursa Malaysia Melemah
Guna mendukung perdagangan komoditas kedua belah pihak, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mengadakan pertemuan dengan lebih dari 20 pelaku usaha anggota European Union-ASEAN Business Council (EU-ABC) yang dipimpin Sekretaris EU-ABC Gustaaf Reerink di Jakarta, Kamis (6/2).
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan usaha yang kondusif guna mempercepat pembangunan ekonomi nasional, termasuk melalui kemitraan yang lebih erat dengan UE.
“UE berperan penting bagi Indonesia, terutama dalam mendorong perdagangan dan investasi di berbagai sektor, mulai dari energi terbarukan hingga transformasi digital. Kami yakin bahwa Indonesia dan UE dapat terus memperkuat kolaborasi yang saling menguntungkan,” ujar Wamendag Roro dalam keterangan resmi yang dikutip InfoSAWIT, Jumat (14/2/2025).
BACA JUGA: CIFOR-ICRAF Sebut Praktik Agroforestri dalam Pengelolaan Perkebunan Sawit Bisa Jadi Solusi
Percepatan Perundingan IEU-CEPA
Salah satu fokus utama dalam pertemuan ini adalah percepatan negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Menurut Wamendag Roro, perundingan IEU-CEPA sudah memasuki tahap akhir dan kedua belah pihak berkomitmen untuk segera menyelesaikan kesepakatan yang akan membuka peluang perdagangan dan investasi lebih luas.
Dalam kesempatan itu, Wamendag Roro juga memaparkan tiga program utama Kementerian Perdagangan, yakni pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta program UMKM Berani Adaptasi, Siap Inovasi (BISA) Ekspor. Pemerintah menargetkan peningkatan ekspor sebesar 7,1 persen pada tahun ini dan berharap pelaku usaha dapat berperan aktif dalam mewujudkan target tersebut.
“Sebagai mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia dan sumber investasi terbesar ke-8 pada 2023, UE memiliki potensi besar untuk semakin mengintensifkan kerja sama perdagangan dan investasi,” tandasnya.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumut Periode 12-18 Februari 2025 Naik Rp 105,27/Kg
Dengan potensi kerja sama yang terus berkembang, pertemuan ini diharapkan dapat mempercepat realisasi kebijakan perdagangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi kedua belah pihak. (T2)