InfoSAWIT, JAKARTA – Setelah berhasil menyelesaikan studinya dengan menyandang gelar insinyur teknik kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1966, Derom teringat dengan pengalamannya pada masa SMA dan karena gaji dan fasilitas di perkebunan lebih bagus, maka ia melamar ke PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) ex Socfin pada tanggal 8 Nopember 1966.
Pada masa itu penambahan pegawai harus mendapat izin dari Menteri Perkebunan yang kala itu dijabat Drs Frans Seda, Singkat cerita, Derom Bangun diterima bekerja di PPN ex Socfin pada 1 Pebruari 1967 sebagai Tekniker II Perkebunan Mata Pao dan Perkebunan Bangun Bandar. Telah ditakdirkan bidang kelapa sawit inilah menjadi bidang yang ia tekuni puluhan tahun kemudian dan membawa Derom menjadi tokoh sawit yang diakui dunia.
Pada saat bekerja di Socfindo, Derom belajar bahasa Prancis, dengan pertimbangan pada suatu saat Derom harus ke Belgia dan mengunjungi Prancis. Masyarakat Belgia menggunakan dua bahasa, Belanda dan Prancis.
Derom senang pada profesi teknik. Keberhasilan sangat mudah dicapai, kalau pekerjaan yang kita laksanakan kita senangi. Tidak terasa capek dan membosankan. Demikian yang terjadi pada diri Derom.
Pada saat berkarier di Socfindo Derom berhasil memodernisasi pabrik dan membangun pabrik baru. Bukan itu saja, Derom berhasil menaikan rendemen CPO (OER) dan menurunkan kadar FFA (Free Fatty Acid).
Derom mencari solusi untuk untuk mengatasi dampak lingkungan akibat buangan limbah pabrik kelapa sawit (PKS) perkebunan pemerintah dan swasta yang ketika itu (1980) belum menjadi perhatian.
BACA JUGA: RSPO Bakal Gelar RT2023 di Jakarta, Bersama Atasi Tantangan Minyak Sawit Berkelanjutan
Pada tahun 1968 sampai tahun 1972, Derom diminta oleh Universitas Sumatra Utara (USU), Medan untuk menjadi dosen di Fakultas Teknik Jurusan Mesin.
Pada tahun 1968 tepatnya 16 Juni, Derom menikah dengan gadis impiannya Jendamita br Sembiring. Pasangan ini dikarunia 2 orang putra dan 1 orang putri, masing diberi nama: Fernando Bangun, Lolita br Bangun dan Ronaldo Bangun. Dari tiga orang putra-putri ini memberikannya enam orang cucu.