Perundingan Dagang Indonesia-Uni Eropa, Bahas Hambatan Teknis

oleh -1907 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. Kemendag/ Indonesia dan Uni Eropa telah kembali mengukuhkan tekad untuk menyelesaikan perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).

InfoSAWIT, BRUSSELS – Indonesia dan Uni Eropa telah kembali mengukuhkan tekad untuk menyelesaikan perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA). Pernyataan ini muncul dalam pertemuan bilateral antara Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono dan Direktur Jenderal untuk Perdagangan Komisi Eropa, Sabine Weyand pada Kamis, 7 Desember 2023, di Brussels, Belgia.

Pertemuan berlangsung seiring dengan Perundingan Putaran ke-16 IEU-CEPA pada 4—8 Desember 2023, yang dipimpin oleh Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Perundingan Bilateral Kemendag, Johni Martha, dan Delegasi Uni Eropa (UE) yang dipimpin oleh Deputy Head of Unit for South and South East Asia, Australia and New Zealand European Commission, Fabien Gehl.


Djatmiko menegaskan pentingnya intensifikasi komunikasi dan pertemuan antara kedua kelompok perunding untuk segera menyelesaikan semua isu yang masih menjadi perdebatan. Meskipun masih ada beberapa permasalahan yang belum terselesaikan, Djatmiko optimis bahwa kesepakatan yang saling menguntungkan masih dapat dicapai.

BACA JUGA: CPOPC: Berikut 5 Hasil Upaya Bersama Indonesia dan Malaysia Hadapi Regulasi EUDR

Johni Martha menyatakan bahwa pada putaran ini, terdapat kemajuan signifikan di seluruh isu perundingan, termasuk substansialnya kesepakatan dalam Bab Penyelesaian Sengketa. “Pihaknya juga melihat kemajuan positif terkait Hambatan Teknis Perdagangan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” katanya dalam keterangannya diterima InfoSAWIT, Jumat (15/12/2023).

Putaran ini membahas 14 isu perundingan, termasuk perdagangan barang, klausul anti-fraud, perdagangan jasa, perdagangan digital, investasi, penyelesaian sengketa investasi, pengadaan barang/jasa pemerintah, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, penyelesaian sengketa, ketentuan institusional, BUMN, subsidi, ketentuan asal barang, sistem pangan berkelanjutan, serta hambatan teknis perdagangan.

Johni juga menyampaikan bahwa kedua pihak menunjukkan semangat dan optimisme dalam percepatan penyelesaian perundingan. Mereka berkomitmen untuk mencapai kesepakatan pada tahun 2024, sejalan dengan target yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Ursula von der Leyen.

BACA JUGA: Gugus Tugas EUDR Belum Libatkan Masyarakat Terdampak

Uni Eropa merupakan mitra dagang utama Indonesia, dengan total perdagangan mencapai US$ 33,2 miliar pada tahun 2022. Ekspor Indonesia ke Uni Eropa mencapai US$ 21,5 miliar, sementara impor Indonesia dari Uni Eropa sebesar US$ 11,7 miliar.

Produk ekspor andalan Indonesia meliputi minyak kelapa sawit, asam lemak monokarboksilat industri, batu bara, tembaga, dan alas kaki dari bahan kulit. Sementara itu, impor utama Indonesia dari Uni Eropa mencakup pipa dari besi dan baja, obat-obatan, vaksin, mesin pembuat bubur kertas, serta kertas atau karton daur ulang. Perjanjian IEU-CEPA diharapkan dapat memperkuat kerjasama ekonomi dan membuka peluang baru bagi kedua belah pihak. (T2)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com