InfoSAWIT, JAKARTA – Dalam mengelola perkebunan kelapa sawit tentu saja ada hal-hal yang bernilai, lantaran bila aset yang mempunyai nilai tinggi tidak menjadi perhatian dan diabaikan, maka dipastikan perusahaan perkebunan kelapa sawit atau petani yang mengelola kebun tersebut akan tidak bisa mencapai sukses dan memiliki keuntungan tinggi.
Salah satunya mengenai pengelolaan brondolan sawit, yang ternyata bila dilakukan pengelolaan dengan baik maka brondolan sawit memiliki nila keekonomian yang tidak sedikit.
Kendati brondolan sawit adalah satuan produksi terkecil di perkebunan kelapa sawit, namun kalau hal ini terabaikan maka akan memberikan kerugian bagi perusahaan perkebunan kepala sawit yang tidak kecil.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 0,77 Persen pada Jumat (28/6), Harga CPO Mingguan Naik Tipis
Setiap pelaksanaan panen pasti akan menghasilkan brondolan karena Brondolan ini adalah merupakan satu-satunya kriteria dalam menentukan TBS matang panen dan boleh dipotong, yaitu TBS masak adalah TBS yang telah membrondol secara alami 1-2 butir per kg Tandan Buah Segar (TBS) sawit.
Biasanya berondolan dipungut tanpa menggunakan alat atau dengan tangan langsung satu persatu atau bila untuk menghemat waktu pemungutan berondolan dilakukan dengan meraup dengan tangan, hanya hanya cara demikian akan mengikutsertakan pasir dan tanah yang terkandang terpungut beserta berondolan.
Sebab itu, Konsultan dan Praktisi Perkebunan Kelapa Sawit, Dr. Memet Hakim berinisiatif untuk membuat alat pemungut berondola atau yang disebut dengan Alat Pungut Brondolan (APB). Diungkapkan Memet, APB bisa digunakan guna mengambil brondolan di piringan atau bahkan yang terserak di rerumputan di sekitar pohon kelapa sawit.
BACA JUGA: KEK Sei Mangkei Tawarkan Peluang Investasi Sektor Sawit dan Karet
Dengan menggunakan alat ini dipastikan brondolan buah sawit yang terkumpul bersih dari kotoran, pasir atau tanah. “Sehingga brondolan sawit proses pembusukannya lebih lama dibanding Brondolan sawit yang tercampur kotoran,” katanya kepada InfoSAWIT, belum lama ini.