InfoSAWIT, JAKARTA – Kendati terdapat berbagai tantangan seperti perubahan musim, inflasi, gangguan rantai pasok, isu resesi yang tidak terprediksi dan volatilitas harga CPO, fundamental – PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) tetap terpantau berada diatas potensi pertumbuhannya. CSRA telah membentuk cadangan modal yang cukup guna mendukung pengembangan strategis yang sedang berjalan.
Serta berupaya mempercepat penyelesaian pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) di Tapanuli Selatan yang semula dijadwalkan mulai beroperasi pada Maret 2023 mundur menjadi Juli 2023 dikarenakan kendala teknis.
Diungkapkan Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis CSRA, Seman Sendjaja, CSRA akan memprioritaskan penguatan pertumbuhan organik nya dengan mempercepat pembangunan pabrik kelapa sawit di kabupaten Tapanuli Selatan. “Serta penanaman pada landbank di region Sumatera Selatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,” katanya dalam keterangan resmi diperoleh InfoSAWIT, Senin (22/5/2023).
BACA JUGA: Ini Produsen Utama Minyak Sawit Asal Amerika Selatan
Dimana pembangunan Pabrik Kelapa Sawit di Tapanuli Selatan telah mencapai 85% dan ditargetkan beroperasi pada awal semester ke 2 tahun 2023. Perusahaan juga terus berupaya meningkatkan yield nya untuk menjaga laju produksi.
Ungkap Seman, proses peningkatan yield bertujuan untuk menciptakan sebuah kondisi ideal dimana yield tetap tinggi dan strategi harga dapat diterapkan demi keberlanjutan usaha, disamping terus melanjutkan strategi penerapan teknologi nya melalui mekanisasi panen.
BACA JUGA: APICAL Jual Produk Turunan CPO Sebanyak 8,8 Juta Ton, ke 60 Negara tujuan Ekspor
“Kami akan terus waspada terhadap situasi perekonomian, faktor cuaca, dan tetap optimis terhadap prospek masa depan Perusahaan, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Kedepan, kami akan fokus pada pengembangan bisnis yang berkelanjutan dan mengimplementasikan praktik agronomi terbaik di seluruh wilayah operasional kami,” tandas Seman. (T2)