InfoSAWIT, JAKARTA – Luas lahan perkebunan kelapa sawit terus meningkat di Indonesia, mencapai 16,38 juta hektar pada tahun 2023, sesuai dengan data Kementerian Pertanian. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan global akan minyak nabati dan produk olahannya. Namun, untuk memenuhi kebutuhan ini, pelaku usaha perkebunan kelapa sawit perlu terus meningkatkan produksi setiap tahunnya.
Produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi tanaman, nutrisi, iklim, lingkungan, hama dan penyakit, serta penyerbukan. Penyerbukan bunga kelapa sawit menjadi kunci untuk mencapai nilai produksi yang tinggi.
Dikutip InfoSAWIT dari laman resmi Sulung Research, tanaman kelapa sawit memiliki bunga jantan dan betina dalam satu tanaman yang dipisahkan oleh tandan buah. Penyerbukan umumnya terjadi secara menyilang, di mana serbuk sari dari bunga jantan jatuh di kepala putik bunga betina. Namun, tantangan timbul karena waktu mekar bunga jantan dan betina yang tidak selalu bersamaan, dengan bunga betina memiliki periode mekar yang lebih singkat.
BACA JUGA: Peran Agronomist Pada Society 5.0
Penelitian menunjukkan bahwa polinator alami seperti serangga Elaeidobius kamerunicus berkontribusi pada proses penyerbukan. Namun, faktor cuaca dan ketersediaan bunga jantan dapat mempengaruhi efektivitas penyerbukan alami.
Dalam upaya meningkatkan penyerbukan, polinasi buatan atau hand pollination menjadi solusi yang digunakan. Proses ini melibatkan intervensi manusia dalam penyerbukan bunga kelapa sawit. Langkah-langkahnya meliputi pemantauan ketersediaan bunga jantan, pemanenan polen, pencampuran polen dengan media pembawa, dan aplikasi pada bunga betina.
Penelitian telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam fruit set (hasil panen) setelah penerapan hand pollination. Rata-rata fruit set per tandan mengalami peningkatan sebesar 40,6%, menunjukkan bahwa hand pollination dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan produksi kelapa sawit di areal yang mengalami keterbatasan ketersediaan bunga jantan.
BACA JUGA: Kementan Sebut Potensi Tumpang Sari Sawit-Padi Gogo di Areal Seluas 200 Ribu ha
Dengan mengadopsi teknik penyerbukan buatan ini, pelaku usaha perkebunan kelapa sawit dapat mengoptimalkan produksi dan berkontribusi pada pemenuhan permintaan global akan minyak nabati serta produk turunannya. (T2)