InfoSAWIT, MEDAN – Upaya untuk meningkatkan produksi kelapa sawit tidak selalu berhasil ketika dilakukan dengan menyisipkan pohon sawit yang masih produktif dengan pohon sawit musa. Hal ini diungkapkan oleh Djend Muhayat dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Menurutnya, penanaman pohon sawit sisip dengan pohon muda dengan pohon sawit usia 13 tahun sebagai contoh salah yang tidak seharusnya dilakukan dengan tergesa-gesa, karena tanaman yang masih produktif seharusnya dibiarkan untuk tetap berproduksi tanpa gangguan.
Lantaran, tanaman sawit masih membutuhkan ruang yang cukup, terutama sinar matahari dan air, untuk tetap produktif. Namun, jika tanaman tersebut diganggu dengan penanaman tanaman lain yang berkompetisi dalam hal sumber daya tersebut, seperti air dan cahaya matahari, produktivitasnya dapat terganggu. Djend Muhayat juga mengatakan bahwa praktik seperti ini dapat mengakibatkan etiolasi, yang dapat menyebabkan penurunan produksi secara signifikan.
Untuk meningkatkan produksi dengan baik, Djend Muhayat menyarankan untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan air dan sinar matahari tanaman sawit, serta memastikan semua pelepahnya tercukupi. Selain itu, sumber hara tanaman juga perlu dipenuhi dengan baik.
BACA JUGA:
“Potensi penurunan produksi harus didekati dengan pendekatan kultur teknis yang tepat, bukan dengan menambah populasi tanaman secara gegabah. Rezeki sudah ada yang mengatur, dan pengelolaan harus sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan tanaman,” jelas Djend Muhayat dikutip InfoSAWIT dari PPKSTV ditulis Sabtu (27/7/2024).
Dengan demikian, langkah-langkah yang bijak dalam mengelola perkebunan kelapa sawit sangat diperlukan untuk memastikan produksi yang optimal tanpa mengorbankan kualitas dan keberlanjutan lingkungan. (T2)