InfoSAWIT, SANUR – Dewi Yani Rizki Lestari, Direktur Konservasi WWF Indonesia, pada pembukaan Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (International Conference on Oil Palm and Environment/ICOPE) ke-7 yang digelar di Bali, 12-14 Februari 2025, menyebut konferensi ini fokus pada penelitian, inovasi teknologi, dan praktik terbaik untuk meningkatkan keberlanjutan industri kelapa sawit.
“Indonesia sebagai penyumbang 58% produksi minyak sawit global memiliki peran besar dalam memastikan keberlanjutan industri ini. Kami ingin melihat peningkatan komoditas sawit yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujar Dewi pada acara tersebut yang dihadiri InfoSAWIT.
Dewi menyoroti komitmen pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, dalam mendorong transisi menuju energi terbarukan, salah satunya melalui biofuel berbasis sawit. “Saat ini kita sudah mencapai B40, dan ke depan kita bisa meningkatkan lagi. Namun, ini harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas sawit,” jelasnya.
BACA JUGA: Keterlanjuran Sawit dalam Kawasan Hutan, WWF-Indonesia Dorong Penerapan Jangka Benah
Menurut Dewi, ada dua cara utama untuk meningkatkan produksi sawit: intensifikasi dan ekstensifikasi. “Intensifikasi berarti meningkatkan produktivitas lahan yang ada dengan perlakuan yang tepat, seperti pupuk yang sesuai, irigasi yang baik, dan manajemen kebun yang optimal. Ini akan meningkatkan pendapatan perusahaan sekaligus kesejahteraan petani,” ujarnya.
Dewi juga menekankan pentingnya swasembada pangan, khususnya beras dan jagung. “Dengan program peremajaan sawit dan tumpang sari di lahan sawit muda, kita bisa meningkatkan produksi padi. Ini akan membantu mewujudkan target pemerintah untuk mengurangi impor beras,” katanya.
Ia menambahkan, sawit bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang membangun kesejahteraan masyarakat. “Tujuan kita adalah menciptakan banyak orang kaya baru. Artinya, kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar harus meningkat,” tegas Dewi.
BACA JUGA: CIRAD Asia Tenggara Ungkap Terdapat 4 Tantangan Industri Minyak Nabati Global di ICOPE 2025
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki keunggulan alam yang luar biasa. “Kita punya matahari sepanjang tahun, yang tidak dimiliki negara lain. Ini adalah modal besar untuk mencapai swasembada pangan dan energi terbarukan, baik dari biofuel sawit maupun etanol tebu,” ujar Dewi.
Namun, ia mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara produksi pangan dan pelestarian lingkungan. “Food estate seharusnya fokus pada lahan yang memang cocok untuk sawah. Kita harus memastikan bahwa ekspansi sawit tidak mengorbankan lingkungan,” tambahnya.