Mendorong Gerakan Perdagangan Adil: Menggali Inspirasi dari Max Havelaar

oleh -1683 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
infosawit
Dok. InfoSAWIT/ Head of Partnership Indonesian Plantation Association- IPA / Gabungan Perusahan Perkebunan Indonesia, Wawan H. Hardiwinata.

InfoSAWIT, JAKARTA- Pada tahun 1860, di tengah era penjajahan dan eksploitasi di bumi Pasundan, Indonesia, seorang pejabat kolonial bernama Douwes Dekker menciptakan sebuah karya yang kemudian menjadi sorotan tajam terhadap ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat setempat.

“Karya ini, dikenal dengan nama Max Havelaar, bukan hanya sekadar roman, tetapi sebuah gugatan keras terhadap kolonialisme dan praktik perdagangan kopi yang tidak adil yang dilakukan oleh perusahaan Belanda,” kata Head of Partnership Indonesian Plantation Association- IPA / Gabungan Perusahan Perkebunan Indonesia, Wawan H. Hardiwinata, kepada InfoSAWIT, Rabu (4/10/2023).


Lebih lanjut kata Wawan, pemikiran Max Havelaar menandai titik awal gerakan perdagangan adil (Fairtrade) di dunia. Hari ini, gerakan ini telah berkembang pesat dan mencakup 632 organisasi bersertifikasi di 58 negara dengan 1900 jaringan. Namun, meskipun telah mencapai sejumlah kesuksesan, gerakan Fairtrade tetap dihadapkan pada tantangan baru dalam bentuk perdagangan bebas (Freetrade) yang diusung oleh paham Neo-Kapitalisme.

BACA JUGA: Misi Wamendag Pada Gelaran Globoil India 2023, Perkuat Perdagangan Sawit India

Di tengah dinamika ini, Indonesia memiliki peluang emas untuk memperkuat posisi produk perkebunan lokalnya di pasar global. Melalui pemahaman mendalam terhadap filosofi Max Havelaar, negara ini dapat membangun fondasi yang kuat untuk gerakan perdagangan adil.

“Kini momentum Situasi dan kondisi yg sesuai untuk di dengungkan lagi pada model perdagangan hasil bumi Indonesia bersama negara-negara benua Eropa & Amerika Serikat saat ini,” kata Wawan.

Rupanya, Buku Max Havelaar, yang mencerminkan pemikiran adil dan kritis, bisa menjadi sumber inspirasi yang tak ternilai bagi masyarakat Indonesia. Terlebih, Buku Max Havelaar adalah bukti nyata perlawanan terhadap ketidakadilan. Di dalamnya terkandung cerita tentang eksploitasi dan penderitaan yang dialami oleh masyarakat pribumi Indonesia di bawah penjajahan kolonial Belanda. “Namun, buku ini juga menyimpan semangat perlawanan, keadilan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik,” ungkap Wawan.

BACA GAPKI Kembali Gelar Konferensi Sawit Internasional ke 19 di Bali, Ini Isu yang Akan DibahasJUGA: 

Langkah-langkah konkret seperti peningkatan kualitas produk, pelatihan bagi petani, pengembangan infrastruktur, serta penguatan nilai-nilai lokal dalam praktik bisnis dapat mengubah paradigma perdagangan Indonesia. Ini bukan hanya tentang memasarkan produk ke pasar global, tetapi juga tentang membangun citra positif bagi produk Indonesia sebagai produk yang dihasilkan dengan etika dan moralitas.

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com