InfoSAWIT, JAKARTA – Moh. Dazid Kabul, perwakilan dari Sawit Kinabalu Malaysia, mengungkapkan tantangan dan peluang integrasi sektor kelapa sawit dengan kebutuhan pangan, khususnya daging, dalam sebuah diskusi Ia mengemukakan bahwa potensi besar lahan sawit di ASEAN, termasuk Indonesia dan Malaysia, dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengurangan impor daging yang selama ini mencapai angka signifikan.
“Di beberapa negara ASEAN, seperti di Malaysia lebih dari 80% kebutuhan daging masih didapat dari diimpor. Bahkan angka tersebut bisa mencapai 85%,” ujar Moh. Dazid. Ia menilai bahwa Indonesia sebenarnya memiliki peluang lebih baik untuk mengurangi ketergantungan impor daging melalui pengelolaan lahan sawit yang lebih efisien.
“Kita bisa memanfaatkan lahan di bawah tanaman sawit untuk menghasilkan daging lokal tanpa perlu membuka lahan baru,” katanya dalam International Webinar: Oil Palm Livestock Integration in South Kalimantan, dihadiri InfoSAWIT, Kamis (12/12/2024).
BACA JUGA: Integrasi Peternakan Sapi di Kebun Sawit, Bisa Menjawab Tantangan Keberlanjutan
Ia juga menyebut pentingnya pendekatan terpadu dalam menjelaskan manfaat ini kepada pengusaha kelapa sawit. Menurutnya, pelaku industri sawit perlu diyakinkan bahwa integrasi dengan peternakan tidak hanya mendukung ketahanan pangan tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi. “Dengan cara ini, kita tidak hanya menghasilkan kelapa sawit tetapi juga turut berkontribusi pada kebutuhan daging lokal,” jelasnya.
Dalam diskusi tersebut, Moh. Dazid mengutip data bahwa dari 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan PBB, sembilan di antaranya dapat dikaitkan dengan praktik keberlanjutan di perkebunan kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Ia juga mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan Indonesia, seperti melalui program Gapensiska dan kolaborasi antara pemerintah serta pelaku usaha. “Potensi untuk maju sangat besar, dan apa yang sedang dilakukan Indonesia saat ini dapat menjadi contoh bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kebutuhan masyarakat,” katanya.
BACA JUGA: Kelembagaan Petani Meningkatkan Kesejahteraan Hidup
Moh. Dazid menekankan bahwa pengelolaan hutan dan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan bukan hanya isu ekonomi, tetapi juga solusi untuk berbagai tantangan global. Ia mengakhiri dengan optimisme bahwa kolaborasi antara negara-negara Asia Tenggara dapat memperkuat posisi kawasan ini sebagai pemain utama dalam sektor pangan dan energi global. (T2)