InfoSAWIT, SAMARINDA – Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Timur, M. Samsun, menyatakan bahwa sektor kelapa sawit memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan mudaratnya, meskipun terus menghadapi kritik terkait isu deforestasi. Pernyataan ini disampaikan Samsun sebagai tanggapan atas kontroversi yang muncul dari pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang dianggap mendukung perluasan lahan sawit.
“Kalau dipertimbangkan antara manfaat dan mudaratnya, saya yakin masih banyak manfaatnya,” ungkap Samsun, politisi dari Fraksi PDI Perjuangan, dikutip InfoSAWIT dari KBRN RRI, Jumat (17/1/2025).
Menurut Samsun, Kalimantan Timur memiliki potensi besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Seiring dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan biodiesel melalui program B20 hingga B80 di masa depan, permintaan sawit diperkirakan akan terus meningkat.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Jambi Periode 17-23 Januari 2025 Melorot Rp 64,24/Kg
“Ini peluang besar untuk investor, terutama dalam pengembangan pabrik-pabrik CPO (Crude Palm Oil),” katanya.
Menjawab kritik soal deforestasi, Samsun menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah menyusun master plan untuk pengelolaan wilayah perkebunan. Langkah ini bertujuan memastikan tidak ada konflik antara area perkebunan sawit dengan lahan pertanian lainnya. Selain itu, cluster wilayah telah diklasifikasikan guna menjaga kesuburan tanah dan mencegah kerusakan lingkungan.
“Dengan adanya pengaturan wilayah, pertanian hortikultura tidak akan terganggu oleh sawit,” tambahnya.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Turun 1,22 Persen Pada Kamis (16/1), Harga CPO di Bursa Malaysia Anjlok
Harga sawit yang mencapai Rp 3.000 per kilogram pada awal 2025 menjadi sinyal positif bagi sektor ini. Samsun percaya bahwa kenaikan harga tersebut akan meningkatkan semangat para petani untuk mengembangkan kebun sawit, yang pada akhirnya turut memperkuat perekonomian daerah.
“Dengan harga itu, masyarakat petani pasti lebih semangat untuk menanam sawit,” ujar Samsun mengakhiri pernyataannya. (T2)