InfoSAWIT, JAKARTA – Harga kontrak minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia dibuka lebih tinggi pada Rabu, (27/9/2023), didukung adanya kenaikan harga minyak nabati lain di Bursa Dalian, serta melemahnya nilai tukar mata uang ringgit.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Desember 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik RM 19 per ton atau terdapat 0,51%, menjadi 3,711 ringgit ($788,90) per metrik ton di awal perdagangan.
Sementara harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 tercatat naik 0,35%, sementara harga kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 meningkat 0,36%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,21%.
BACA JUGA: Terkait Penyelesaian Sengketa Adat Dayak Hibun dan PT MAS, RSPO dianggap Tidak Kredibel
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya lantaran mereka bersaing untuk memperoleh pangsa pasar minyak nabati global.
Saat ini nilai tukar mata uang Ringgit = MYR, mata uang perdagangan sawit, melemah terhadap dolar AS, menjadikan minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.
Menurut Refinitiv Commodities Research, tren kekeringan yang memburuk akan terjadi pada bulan Oktober di Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia.
BACA JUGA: Tantangan Industri Sawit Indonesia, Produksi Stagnan dan Kebijakan Tumpang Tindih
Diungkapkan Analis Teknikal Reuters, Wang Tao, harga minyak sawit mungkin akan berada pada posisi RM 3,636 hingga RM 3,650 per metrik ton, sementara batas terendahnya bisa mencapai RM 3,561 pert ton. (T2)