InfoSAWIT, SERAWAK – Ia adalah seorang perembuan Iban asli Sarawak dari Saratok dan Bintulu, Lulie Melling adalah seorang ilmuwan dan pakar dunia tentang gambut tropis. Tercatat dia nenjadi orang Asia pertama yang terpilih menjadi dewan eksekutif di International Peat Society (IPS), selama periode 2018 – 2022.
Tak hanya itu, catat Perpetua George, General Manager, Group Sustainability at Wilmar International, Lulie Melling juga lama menjabat sebagai presiden pada Malaysian Peat Society. Serta pada tahun 2008 lalu, Lulie pula mempelopori pendirian Sarawak Tropical Peat Research Institute (TROPI) dan sejak itu menjadi Direkturnya.
Ditulis Melalui hasil penelitiannya saat pengajuan PhD-nya di Universitas Hokkaido, ia membawa inovasi Jepang itu dalam mempelajari ilmu tanah melalui penggunaan metode fluks gas rumah kaca (GRK) ke Malaysia, di mana tanah dipelajari dengan mengevaluasi gas yang dipancarkan, daripada mengandalkan metodologi penelitian tanah mineral konvensional.
“Penelitiannya tetap dianggap kontroversial –demikian sampai sekarang – karena memberikan bantahan terhadap pandangan umum bahwa budidaya pertanian di lahan gambut tidak merusak lingkungan,” catat dia dikutip InfoSAWIT dalam laman Linkedin pribadinya.
Penelitian TROPI terus berfokus pada ekosistem lahan gambut tropis, termasuk perubahan fluks GRK, jenis dan stok karbon, sifat tanah dan mikroorganisme tanah di bawah berbagai praktik lahan dan pengembangan pertanian, seperti di kelapa sawit dan sagu.
Mungkin kontribusinya yang paling sederhana adalah dalam penciptaan ilmuwan penelitian kelas dunia “Made-In Sarawak”, dan kolaborasi internasional yang berkelanjutan dengan Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. (T2)