InfoSAWIT, JAKARTA – Terkait pengendalian harga minyak sawit mentah (CPO), jikalau bursa dibangun untuk mengendalikan harga, diyakini tidak bisa dilakukan lantaran bursa berjalan harus independent dan transparent supaya terbangun trust.
“Sehingga bila ada pihak dalam hal ini pemerintah mau mengendalikan harga dan menggunakan mekanisme bursa jawabannya adalah tindakan tersebut salah besar,” tutur Kepala Bagian Bursa dan Pengembangan Bisnis, PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), Andrial Saputra, kepada InfoSAWIT, belum lama ini.
Harga di pasar dalam hal ini bursa berjalan menggunakan mekanisme supply (pasokan) dan demand (permintaan). Sehingga untuk mengatur mengendalikan harga bukan dengan membangun bursa melainkan memberikan kebijakan tambahan yang sifatnya dinamis, ketika harga dirasa bergerak terlalu ekstrim melemah atau menguat.
BACA JUGA: Beda Bursa CPO Dengan Mengendalikan Harga
Andrial mencontohkan Bursa Malaysia (MDEX), sewaktu periode 2021 hingga 2022 dimana harga di bursa MDEX terdapat rally cukup kencang, justru pemerintah Malaysia memberikan kebijakan subsidi minyak goreng sehingga konsumen akhir (end user) tidak dirugikan saat harga tinggi, dan disaat yang sama para produsen happy menerima harga yang tinggi saat itu.
Kebijakan ini pun juga bisa dilakukan saat harga turun ekstrim sehingga pendapatan petani di Malaysia tidak habis berkurang. Jadi solusi untuk mengendalikan harga bukan melalui pembuatan bursa.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Turun 0,37 Persen Pada Jumat (22/12), Sementara Harga Mingguan Naik 1,18 Persen
Diakui Andrial, bursa CPO sebenarnya bagus untuk dibentuk sebagai bagian dari meramaikan peta pasar CPO saat ini, dimana penjualannya mayoritas masih bersifat lelang atau penjualan langsung. Disaat yang sama membangun bursa butuh kredibilitas dan transparansi sehingga bisa menghasilkan trust. (T2)